×

Peringati G30S, Banser Blitar Bersumpah Sembelih Komunis Gaya Baru


Bertepatan dengan peringatan 50 tahun G30S-PKI, seribuan anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Kabupaten dan Kota Blitar melakukan aksi penolakan lahirnya kembali komunis di Indonesia. Bahkan mereka bersumpah akan menyembelih Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Lawan komunis, sembelih PKI sampai ke akar akarnya," teriak Korlap aksi Nurmuchlisin yang diikuti koor banser di depan Kantor Pemkab Blitar, Rabu, 30 September 2015.

Banser bersumpah akan menumpas seluruh anasir PKI yang dianggap telah berubah menjadi Komunis Gaya Baru (KGB). Aksi kurang lebih 1.000 Banser ini bertepatan dengan momentum peristiwa pemberontakan G 30 S mereka menyatakan menolak kembalinya PKI dengan bentuk KGBnya.

Banser NU menunjukkan kekuatannya. Banser untuk kesekian kali mengaku mengukuhkan diri sebagai benteng ulama dan pembela Pancasila. Jalan protokol Syodanco Supriyadi Kota Blitar pun lumpuh total. Sejumlah aparat kepolisian dan TNI hanya melakukan penjagaan.

"Allahu Akbar. Pancasila Jaya, NKRI harga mati," pekik massa bersahut sahutan. Lagu Gugur Bunga dan Maju Gentar diputar bergantian.

KGB disinyalir sudah ada di mana-mana. Berusaha menyusup ke semua lini sosial dan pemerintahan. Bahkan, kata Satkorcab Banser Kabupaten Blitar Imron Rosadi tak terkecuali TNI dan kepolisian.

"Kalau pemerintah diam saja, ini akan meletus menjadi perang sipil seperti peristiwa tahun 1965 dan 1968," ujarnya.

Banser NU mencurigai masuknya pekerja asal Negeri China ke Indonesia sebagai upaya membangkitkan paham komunisme di Indonesia. "Banser menolak itu semua, para pekerja China harus angkat kaki dari Tanah Air. Banser juga dipastikan akan bergolak jika Presiden Joko Widodo sampai memaafkan orang orang eks PKI," kata Imron Rosadi.

Sebab PKI dianggap kelompok yang pernah berupaya menggulingkan negara. "Presiden tidak layak memberi maaf kepada para pemberontak (PKI) negeri ini," tukasnya.

Baron mengancam Banser NU akan melakukan sweeping terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai kelompok KGB jika pemerintah melakukan pembiaran. "Banser akan melakukan caranya sendiri jika pemerintah mendiamkan masalah ini," ancam Imron yang diamini ribuan Banser.

Dalam aksi yang melumpuhkan jalur lalu lintas, Banser secara simbolis membakar bendera merah palu dan arit (PKI). Dari Kantor Pemkab Blitar massa melakukan longmarch ke kantor DPRD Kota Blitar dan Pemkot Blitar.

Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/peringati-g30s-banser-blitar-bersumpah-sembelih-komunis-gaya-baru.html

Akan Datang ke Jakarta, Tokoh Syiah Sebut Indonesia dengan 'IndoneShia'


Dilansir Hidayatullah.com, tanggal 2-4 Oktober 2015 ini, tokoh Syiah ekstrem asal Australia, M Tawhidi akan datang ke Jakarta guna mengisi acara Eidul Ghadir (hari raya ke-3 orang Syiah, setelah Idul Fitri dan Idul Adha).

Atas rencana kedatangan tokoh Syiah ini, belum lama ini muncul sebuah petisi online berjudul “Mencekal kedatangan Syaikh M Tawhidi ke Indonesia yang menghina negeri ini” dan mendesak pihak Kejaksaan Agung mendeportasinya.

Dalam akun twitternya, M Tawhidi telah menghina Umat Islam dan negara Indonesia dengan menyebut Indonesia sebagai ‘IndoneSHIA’ yang seolah negeri ini adalah negeri Shia (Syiah). Hal ini juga sekaligus membuat luka bagi bangsa Indonesia, khususnya mayoritas ummat Islam Indonesia yang notebene adalah Ahlus Sunnah (Sunni).

“They all spelt it wrong. Since I’m coming, its IndoneShia not Indonesia. Get it right please,” ujarnya.
"Spell it right. #IndoneShia," tulisnya di twitter.

Namun pernyataannya di akun twitternya kini sudah dihapus. Beruntung cuitan tokoh Syiah ini ada yang meng-capture-nya sebelum dihapus.

Anggota Komisi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Peneliti Syiah Dr. Abdul Chair Ramadhan menanggapi rencana kehadiran tokoh Syiah ekstrim Australia Muhammad Tawhidi ke Jakarta.

Menurut Abdul Chair Ramadhan, Muhammad Tawhidi dan kelompok Syiah lain di Indonesia hakikatnya sama.

“Padahal mereka adalah sama kelakuannya dengan Syiah Rafidhah yang sesat dan menyesatkan itu,” kata Abdul Chair.

Ia menilai Muhammad Tawhidi sama dengan tokoh Syiah yang secara terang-terangan melaknat sahabat dan umul mukminin, yang dimuliakan umat Islam.

Ia bahkan mendesak Kementerian Agama bertindak.

“Kementerian Agama (Kemenag) juga harus melakukan investigasi, karena Syiah Iran adalah aliran keagamaan sempalan yang bermasalah,” katanya.

SEJARAH PENGANGKATAN YESUS SEBAGAI TUHAN

116. Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” 117. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Al Maidah 116-117)
 



Didalam surat Al Maidah ayat 116 dan 117 dikisahkan bahwa Nabi Isa atau Yesus tidak pernah menyatakan diri atau ibunya sebagai Tuhan yang harus disembah. Bahkan dia menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan dia mengajak para pengikutnya untuk menyembah hanya kepada Allah yang satu. Namun dalam perjalanan sejarah , beberapa ratus tahun kemudian ajaran Nabi Isa telah diubah oleh para pendeta , rahib , ahli kitab dan penguasa dimasa itu . Yesus yang semula sebagai Rasul telah mereka jadikan sebagai bagian dari Allah yang harus disembah. Kesesatan mereka terus berlanjut menjadikan Allah-Putra Allah(Yesus) dan Ruhul qudus sebagai satu kesatuan Tuhan (trinitas).

Pada tahun 325 M kurang lebih 300 tahun setelah Nabi Isa (Yesus) wafat, kaisar Romawi Constantine menghimpun 220 uskup pada konsili di Nicea. Konsili memutuskan mengutuk paham tauhid Arius yang mengesakan Allah dan mengumumkan kredo Arian yang dikenal dengan nama “Creed of Nicea” yang meresmikan Yesus sebagai bagian dari Tuhan Allah yang harus disembah. Yesus dan Allah adalah satu kesatuan. Isi kredo Nicea antara lain:

- Kami percaya akan satu Tuhan, Tuhan Yang Mahakuasa,

pencipta langit dan bumi, yang kelihatan maupun yang

tidak kelihatan.

– Kami percaya akan Yesus Kristus, anak tunggal Allah,

yang diturunkan oleh Allah Bapak, bukan diciptakan,

yang satu dengan Allah Bapak.

– Kami percaya akan Roh Kudus, Tuhan, pemberi kehidupan,

yang diturunkan dari Allah Bapak dan anak.

Yesus dinyatakan sebagai Tuhan dan Putra Allah , atau satu kesatuan dengan Allah dan Ruhul Qudus kurang lebih 300 tahun setelah ia wafat berdasarkan kesepakatan para tokoh gereja dan Raja dimasa itu. Keyakinan trinitas ini tetap hidup dan berjaya sampai sekarang. Al-Qur’an menyatakan orang yang percaya Yesus sebagai Tuhan atau kesatuan dari Allah adalah orang yang kafir sebagaimana disebutkan dalam surat Al Maidah ayat 72:


almaidah-72

72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Al Maidah 72)

Berikut ini kami sampaikan sejarah pengangkatan Yesus sebagai Tuhan yang kami kutip dari website Topix.com mudah mudahan menambah wawasan kita

Sejarah pengangkatan Yesus sebagai Tuhan

Sebelum abad ke IV para pemimpin Gereja disibukkan dengan bagaimana memformulasikan hubungan yang tepat antara Allah dan Yesus. Hubungan tersebut berkisar pada kedudukan Tuhan sebagai Bapak, dan Yesus sebagai Anak Tuhan. Atau hubungan antara Allah sebagai Tuhan yang Mulia, Baka dan Sempurna dengan Logos dari Allah sebagai perantara Tuhan dan manusia. Oleh karena itu sampai dengan awal abad ke IV para pemimpin Gereja umumnya masih berpendirian bahwa Tuhan Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib didembah. Kalau pun Yesus sudah mulai dikultuskan, masih dalam koridor Anak Allah atau Logos, dan bukan Tuhan. Arius misalnya, hanya mengakui Bapa (Allah) sebagai satu-satunya Tuhan, dan menganggap Yesus sebagai makhluk. Keadaan berubah secara drastis ketika Kaisar Romawi, Constantine, menyatakan masuk Kristen tahun 312 M. masuknya Kaisar ini disambut dengan semangat yang berapi-api oleh umat Kristen saat itu. Kaisar menetapkan Kristen sebagai agama Kerajaan. Walaupun hal ini disambut dengan gembira, beberapa kalangan saat itu mengkhawatirkannya.

Jalan menuju Ketuhan Yesus tidaklah mulus, malah penuh dengan pertumpahan darah. Namun ajaran Trinitas dari agama Mesir dan Babilonia, yang kemudian diidealkan oleh Plato, yang kemudian dianut oleh para pemimpin Gereja, menyebabkan lahirnya bibit-bibit pendukung Trinitas dalam Gereja Kristen. Mereka inilah yang berjuang mati-matian memasukkan ajaran Trinitas kedalam Kristen yang dimulai dengan upaya mempertahankan Yesus. Salah seorang tokohnya adalah Athanasius.
Ketika Constantine menjadi Kaisar Romawi, secara terbuka dia menyatakan diri sebagai pendukung Athanasius yang dianggapnya sesuai dengan latar belakang filsafat Yunani yang dia anut. Untuk menghabisi paham tauhid Arianisme, Kaisar menyarankan istilah “homoousios” yang pengertiannya adalah “Yesus satu zat denqan Allah”.

Athanasius dibesarkan di Mesir, daerah yang sangat subur ajaran Trinitasnya. Di Mesir penduduk menyembah tiga Tuhan dalam satu: Osiris, Isis dan Horus. Disamping itu, ajaran Filsafat Platonis dan Stoa juga berkembang pesat di Alexandria, dimana Athanasius tinggal mengidealkan Trinitas agama Mesir. Bagi Athanasius yang sudah terbiasa di alam tiga Tuhan, ajaran tauhid para pengikut Kristen saat itu dirasakannya sangat mengganggu. Oleh karena itu arus masuknya para penyembah berhala ke dalam Kristen serta didukung Kaisar Romawi untuk mengawinkan ajaran Kristen dengan ajaran penyembah berhala di kerajaan, dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Athanasius untuk menghabisi ajaran tauhid yang masih bercokol di kalangan Kristen. Menurut filsafat Yunani, walaupun Tuhan sangat ingin menyelamatkan manusia, namun tidak mungkin langsung dapat melakukannya. Untuk menyelamatkan manusia, Tuhan menggunakan perantara yakni Logos. Karena pemimpin Gereja menginginkan Yesus sebagai Logos, sehingga Yesus selanjutnya harus menduduki posisi Logos. Inilah yang diperjuangkan oleh Athanasius agar Yesus menduduki posisi baru sebagai Logos penyembah berhala yang akan menjalankan fungsi Anak Tuhan dan Juru Selamat.

Allah tidak pernah mengangkat Yesus sebagai Tuhan, Sebenarnya yang mengangkat Yesus sebagai Tuhan adalah orang-orang Kristen di Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). LAI melencengkan terjemahan “Kyrios” dan “Lord” dalam Injil.

Sekarang logikanya saja, untuk apa Allah membuat Tuhan???

Dalam agama Tauhid pernyataan ini tidak ada jawabannya. Tetapi bagi penyembah berhala Platonis dan Stoic, Tuhan yang mulia harus membuat Logos untuk menyelamatkan dunia yang berdosa.
Dalam Alkitab dengan jelas dapat dibedakan. Kalau ayatnya mengatakan Allah Juruselamat kita, berarti itu adalah sisa-sisa yang masih terdapat dalam Alkitab. Tetapi kalau ayatnya mengatakan Yesus Juru selamat kita berarti ajaran penyembah berhala telah merasuk dalam Alkitab.

Pada saat Lembaga Alkitab Internasiaonal menerjemahkan Alkitab bahsa Yunani kedalam bahasa Inggris, kata “Kyrios” yang berarti “Tuan/Boss” diterjemahkan menjadi “Lord” atau “Sir” yang juga berarti “Tuan/Boss”.

Misalnya :
Land Lord = Tuan Tanah
Drug Lord = Tuan/Boss Obat terlarang
Gambling Lord = Tuan/Boss Judi
Lord of the Universe = Tuan Alam Semesta (Tuhan).

Namun Lembaga Alkitab Indonesia bukannya menerjemahkan “Kyrios” dan “Lord” sebagai “Tuan” tetapi “Tuhan”. Memang untuk ini, LAI tidak perlu bekerja membanting tulang. Cukup dengan membubuhkan huruf “h” di tengah¬tengah kata “Tuan” maka sim salabim, seorang makhluk dalam sekejap berubah menjadi Khalik (Pencipta). Dengan cara ini Lembaga Alkitab Indonesia dengan sengaja telah merubah Yesus “Tuan/Pemimpin umat Israel menjadi “Tuhan yang olehnya segala sesuatu telah dijadikan”, persis seperti Logos penyembah berhala Platonis. Terjemahan yang dipaksakan ini akhirnya menjadi janggal di telinga mereka yang mendengarnya. Apalagi ketika kata “Tuhan” diterapkan kembali ke pasangan kata seperti diatas, maka artinya menjadi lain.
Land Lord tentu sudah tidak sama dengan Tuhan Tanah. Gambling Lord tentu sudah tidak sama dengan Tuhan Judi.
Kalau Lord of the Universe dapat saja berarti Tuan atau Tuhan, karena Tuan semesta alam adalah Tuhan. Disinilah letak ketidak-jujuran Lembaga Alkitab Indonesia dalam menerjemahkan Alkitab dengan benar.
Sebagaimana diketahui, kata Tuan digunakan untuk manusia, terkecuali Tuan semesta alam adalah Tuhan. Tetapi kata “Tuhan” sudah jelas tidak digunakan untuk manusia, terkecuali bagi para penyembah berhala.
Peratikanlah kejanggalan terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia atas kata “Kyrios” dan “Lord” yang diterjemahkan sebagai Tuhan.
“Tuhan, Enqkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam…” (Yohanes 4:11)
“Tuhan, nyata sekarang padaku bahwa Engkau seorang Nabi” (Yohanes 4:19) “Siapakah Engkau, Tuhan?” (Kis. 9:5)
Coba bayangkan, untuk apa timba bagi Tuhan? Yang perlu timba hanyalah manusia! Selanjutnya, dari mana perempuan Samaria tahu bahwa yang perlu timba dihadapannya adalah Tuhan Penguasa Alam Semesta? Sungguh aneh, untuk “memberi makan 5.000 orang” Tuhan mampu, sementara untuk memperoleh seteguk air saja, Tuhan harus menunggu diberi timba.

Perhatikanlah ayat berikut ini (Yohanes 4:11) dalam teks bahsa Inggris di berbagai versi Alkitab :

1. “Sir,” the woman said,’you haven’t qot a bucket…”
(Good News Bible, 1976)

2. “The woman saith unto him, Sir, thou hast nothing to draw with…”
(Holy Bible Authorized King James Version)

3. “Sir” she challenger him, “You do not have bucket…”
(The New Testament of the New American Bible, 1970)

4. “She said to him: “Sir, you have not even a bucket…”
(The Kingdom Interlinear Translation of The Greek Scroptures, 1985)

5. “The woman said to Him, “Sir, you have nothing to draw with,…”
(New Tastament, Psalms, Proverbs, 1982)

6. “The woman saith unto him, Sir, thou hast nothing to draw with…”
(The First Scofield Reference Bible, 1986)

Dari ayat-ayat yang dikutip dari berbagai versi Alkitab bahasa Inggris diatas, nyata dan jelas bahwa penggunaan kata Sir adalah identik dengan kata Lord yang artinya Tuan, bukan Tuhan (God)!
Perlu disadari bahwa tidak ada satu pun kamus bahasa inggris di muka bumi ini yang menerjemahkan kata “Sir” sabagai “Tuhan”!

Dalam Yohanes 4:19, perempuan Samaria tersebut menyebut Tuhan sebagai orang yang artinya menyamakan Tuhan Pencipta (Khalik) dengan yang dicipta (makhluk). Padahal dalam berbagai versi Alkitab berbahasa Inggris Yesus dalam ayat ini disapa dengan Sir atau Tuan, bukan Tuhan!
Yang lebih aneh lagi adalah pertanyaan Paulus dalam Kis.95. “Siapa Engkau, Tuhan?”. Kalau Paulus benar-benar bertanya demikian, kita tentu wajar mempertanyakan: Apakah Paulus sudah pikun atau tidak waras?”. Lucu amat Paulus sebagai pendiri agama Kristen tidak tahu dan masih bertanya siapa Tuhannya. Ini sungguh keterlaluan!

Tetapi kalau kata “Kyrios” atau “Lord” diterjemahkan dengan kata “Tuan”, kan enak dan pas dibaca.
“Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam…” (Yohanes 4:11)
“Tuan, nyata sekaranq padaku bahwa Engkau seoranq Nabi” (Yohanes 4:19)
“Siapakah Engkau, Tuan?” (Kis. 9:5)
Camkanlah istilah tepat yang digunakan Yesus untuk dirinya sendiri.
“Janqanlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias (Yesus)” (Matius 23:10)

Kalau memang Yesus adalah Tuhan tentu beliau akan berkata: “Janganlah pula kamu disebut Tuhan, karena hanya satu Tuhanmu yaitu diriku (Yesus)”
Oleh karena itu sangat menyedihkan betapa tokoh besar seperti Hamran Ambrie bisa keliru dan disesatkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Padahal maksud ayat tersebut adalah: “Allah menjadikan Yesus sebagai tuan/pemimpin dan rasul untuk Bani Israil.

Lalu Kapan S. K. Ketuhan Yesus ditetapkan, dan oleh siapa?

S.K. Ketuhan Yesus ditetapkan pada konsili di Nicea tanggal 20 Mei 325M. Kaisar Romawi Constantine, menghimpun 220 uskup di Nicea tahun 325. Sebagian besar mereka berasal dari Gereja bagian Timur yang mendukung Athanasius. Kosili memutuskan mengutuk paham tauhid Arius dan mengumumkan kredo (creed) anti Arian yang dikenal dengan nama “the Creed of Nicea”. Dalam konsili inilah diterbitkan S.K. Ketuhan Yesus dan sejak saat itu Yesus diresmikan sebagai Tuhan, malah sekaligus ditetapkan sebagai Tuhan yang sesungguhnya (true God), 300 tahun setelah Yesus tiada. Dalam konsili inilah Kaisar Romawi menetapkan bahwa Yesus satu zat dengan Allah (Homoousios).
“He (Jesus) is God from God, Light from Light and true God from true God”
(Dia (Yesus) adalah Tuhan yang berasal dari Tuhan, Cahaya yang berasal dari Cahaya, dan Tuhan Sesungguhnya yang berasal dari Tuhan yang sesungguhnya)

Sejak saat itulah Tuhan menjadi dua yakni Tuhan Allah dan Tuhan Yesus yang harus dipercayai bahwa keduanya bersatu padu dalam satu zat (homoousios) sebagaimana yang diputuskan oleh Kaisar Romawi.

Apakah ada ketetapan resmi untuk menyembah Yesus sebelum abad ke IV?
Belum ada! Dalam kitab “Shepherd of Hermes” nama Yesus sama sekali tidak disebut-sebut.
• “First of all( belive that God is one, who hs made all thing, bringing them out of nothing into being”.
(Pertama-tama percayalah bahwa Tuhan itu Esa, yang menciptakan segala makhluk, dari tidak ada menjadi ada)
Selanjutnya dalam Apostle Creed yang menurut Gereja ditulis oleh para rasul diperkirakan ditulis pada akhir abad ke II, ada menyebut nama Yesus, tetapi bukan sebagai Tuhan yang disembah.

“And in Jesus Christ, his onl y Son, our Lord…”
(Dan di dalam Yesus Kristus, anaknya yang tunggal, tuan kita)

Kredo ini telah mengalami beberapa kali tambahan dan perubahan sepanjang abad ke IV dan ke V untuk disesuaikan dengan perkembangan ajaran kristen.
Kesulitan apakah yang dihadapi Gereja sehingga dibutuhkan waktu sekian ratus tahun untuk mengangkat status Yesus dari sekedar Nabi menjadi “Tuhan penguasa alam semesta”?
Pertama, di abad pertama perkembangan agama Kristen, persoalan yang cukup berat muncul di permukaan. Bagaimana caranya agar Tuhan Filsafat Yunani yang Mulia, dan sempurna, dapat menyelamatkan manusia yang berdosa dan tidak sempurna. Untuk mengatasi hal ini, logos filsafat Yunani digunakan sebagai perantara Tuhan dan manusia. Beberapa ahli pikir Yunani yang memeluk agama kristen memandang Yesus sebagai Logos filsafat Yunani (Frost, 1989).
“Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita…” (Yohanes 1:14)
“…Kristus Yesus yanq walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah, itu sebaqai milik yanq harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seoranq hamba dan menjadi sama denqan manusia” (Filipi 2:5-7)
Tetapi karena Logos bukan Tuhan sehingga otomatis Yesus pun bukan Tuhan.

Kedua, ketika Gereja mulai berusaha mengangkat status Yesus menjadi Tuhan, problem lain tampil ke permukaan. Bagaimana caranya mengangkat status Logos yang lebih rendah dari Tuhan ini menjadi setara dengan Tuhan. Untuk mengatasi hal ini, Gereja memperkenalkan ide Logos (Firman) adalah Tuhan Allah.
“Pada mulanya adalah Firman Logos Firman Logos itu bersama-sama dengan Tuhan dan Firman Logos itu adalah (dari) Allah. la Logos pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia Logos dan tanpa Dia (Logos) tidak ada sesuatu pun yanq telah jadi dari seqala yanq telah dijadiakan” (Yohanes 1:1-3)
Paham penyembah berhala ini digunakan sebagai senjata pamungkas oleh para penginjil (Termasuk Hamran Ambrie) untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan menempatkan Yesus sebagai Logos penyembah berahala. Dengan demikian, tuhan Allah (yang “katanya” adalah Logos) yang berada di sorga sudah turun ke bumi mengambil bentuk manusia dalam diri Yesus.
Dalam buku “Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal”, hal 94, Hamran Ambrie mengatakan:
“Dulu wahyu melalui mimpi etc. disebut Firman, tetapi kemudian (setelah ajaran Kristen dicemari filsafat Yunani), Firman itu sendiri menjadi daging kehiduopan melalui kelahiran seorang manusia Maria, maka penyebutan firman itu pun berubah menjadi “Anak Allah”.
Catatan : tambahan dalam kurung dimaksudnya untuk memperjelas.
Konsep penyembahan berhala sudah ranum ini, akhirnya tersaji dalam SK Ketuhanan Yesus yang disponsori bersama oleh Kaisar Romawi, Constantine dan para pemimpin Gereja pada Konsili di Nicea 20 Mei 325 M.

Dapatkah kita menganggap the Creed of Nicea sebagai formulasi dan definisi Trinitas?
Tidak! Karena Konsili tidak pernah menganggap Roh Kudus sebagai Tuhan atau sesuatu yang harus disembah. Dalam konsili tersebut tidak pernah dibahas tentang Roh Kudus. Nanti belakangan, Gereja kemudian menambahkan kalimat tentang Roh Kudus dalam kredo tersebut (Karen Armstrom 1993). “And in the holy Spirit” (Dan dalam Roh Kudus).

Lalu siapa yang pertama memberikan perhatian serius terhadap status Roh Kodus?

Athanasius!
Sampai dengan pertengahan abad ke IV perhatian Gereja dicurahkan pada bagaimana bentuk dan corak hubungan antara Bapa (Tuhan) dan Anak (Yesus). Kalimat yang baru ditambahkan dalam Kredo: dan dalam Roh Kudus, memperlihatkan betapa kecilnya perhatian yang diberikan terhadap status Roh Kudus. Dalam tulisannya “Oration Aqainst the Arians 2:24, 33″, athanasius mempromosikan ketuhanan Yesus tanpa menyinggung-nyinggung Roh Kudus. Selanjutnya pada suratnya kepada Serapion berubahlah dia berbicara tentang status Roh Kudus.

S.K. untuk menyembah Roh Kudus di tetapkan?

Pada Konsili di Konstantinople yang didelenggarakan dari bulan Mei s/d Juli 381M. Konsili ini dapat dikatakan Konsili para pemimpin Capadocian yang mendukung Trinitas. Gregory dari Nazianzus (329-389M), yang merupakan tokoh Capadocian memperkenalkan formula Trinitas dalam bukunya “Five Theological Oration”, hal. 39:

“…. Godhead is one in three and the three are one…. ”
(Kesatuan Tuhan itu adalah satu dalam tiga dan ketiganya adalah satu)
Dia memainkan peranan penting dalam menggolkan ajaran Trinitas dalam konsili. Kaisar Theodorius yang merupakan pendukung Ketuhanan Yesus ingin sekaligus menghabisi paham Tauhid Arius. Dalam konsili inilah untuk pertama kali dinyatakan bahwa Roh Kudus harus disembah.

“And in the Holy Spirit, the Lord and life giver, who proceeds from the Father. Toqether with the Father and the son he is worshipped and glorified”.
(Dan dalam Roh Kudus, Tuan dan pemberi hidup, yang datang dari bapa. Bersama dengan Bapa dan Anak dia disembah dan dimuliakan).

Jadi, apakah Konsili di Constantinople memutuskan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan?
Tidak! Walaupun dalam Konsili ini Roh Kudus dinyatakan sebagai obyek yang disembah, tetapi belum dinyatakan sebagai Tuhan.

Konsili ini juga dihadiri oleh 36 Uskup Macedonia yang menentang keras segala bentuk penyenbahan terhadap Roh Kudus. Mereka berpendirian bahwa Roh Kudus hanyalah makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu dia bukan Tuhan, sehingga tidak perlu disembah. Namun karena para uskup Capadocia jumlahnya lebih banyak sehingga para uskup Macedonia kalah. Dalam penentuan apakah Roh Kudus adalah Tuhan atau tidak, bantahan mereka masih didengar. Namun ketika para uskup Capadocia ngotot untuk menyembah Roh Kudus, akhirnya para uskup Macedonia menyerah dan meninggalkan ruangan konsili (walk out).
Lalu kapan ide lengkap tentang Trinitas pertama kali dijelaskan oleh Athanasius?

Antara tahun 359-360M ketika Athanasius didesak untuk menghadapi kelompok Tropici dari Mesir yang mengajarkan bahwa Roh Kudus hanya sekedar makhluk yang diciptakan dari tidak ada menjadi ada. Uskup mereka, Serapion, yang tidak mampu menghadapi mereka meminta tolong pada Athanasius. Dalam suratnya “Letter to Serapion”, Atahnasius untuk pertama kalinya menjelaskan secara detail tentang Teologi Trinitas.

Apakah Athanasian Creed merupakan formulasi yang ditampilkan oleh Athanasius kepada Serapion?
Tidak! Athanasian Creed bukanlah sebuah kredo dan juga tidak ditulis oleh Athanasius. Gereja yang tidak tahu siapa penulis Athanasian Creed, menganggapnya di tulis oleh Athanasius hanya karena dia dianggap sebagai pencipta ajaran Trinitas.

Athanasian Creed yang diperkirakan ditulis pada abad ke VI menetapkan sesuatu yang dapat dianggap sebagai formulasi dan fefinisi akhir dari Trinitas. Ketetapan penting yang tercantum dalam Kredo ini adalah diumumkannya S.K. Ketuhanan Roh Kudus.

“Thus the Father is God, the Son is God, and the Holy Spirit is God. Yet there are not three God but only one God”.
(Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan dan Roh Kudus adalah Tuhan. Namun bukan tiga Tuhan tetapi hanya satu Tuhan.)

Yesus sama sekali tidak dapat menerima mereka yang menyembahnya, dengan mengikuti ajaran penyembah berhala yang di ajarkan manuasia (Plato dan Zeno). Sementara Yesus sendiri mengajarkan pada umat Israel untuk hanya menyembah Allah.

“Bangsa ini memuliakan aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaku. Percuma mereka beribadah kepadaku, sedangkan a jaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” (Matius 15:8-9)
Berbagai kredo yang dihasilkan oleh konsili bukan merupakan penjelasan atau konfirmasi dari Allah atau Yesus tentang siapa Tuhan sebenarnya, melainkan sekedar pertarungan antar pendapat yang selalu dimenangkan oleh kelompok yang didukung Kaisar. Hal ini dijelaskan oleh Uskup John Shelby Spong dalam bukunya: Why Christian must Change or Die, 1998, hal 18.

“The purpose of every written creed historically was not to clari f y the truth o f God. It was, rather, to rule out some contending point o f view.”
(Tujuan dari setiap kredo (yang dihasilkan di setiap konsili) bukan untuk menjelaskan siapa sesungguhnya Tuhan, tetapi sekedar untuk menyingkirkan pendapat yang tidak sejalan (dengan yang dianut Kerajaan dan Gereja)

Oleh karena itu Yesus tidak punya urusan dengan ajaran maupun definisi Trinitas sebagaimana yang dianut oleh umat Kristiani saat ini. Yesus tidak pernah mengajarkan Trinitas kepada murid-muridnya, apalagi bermimpi bahwa dirinya adalah oknum kedua dari Trinitas. Hal ini ditegaskan oleh A.N.Wilson dalam bukunya Jesus A Live, 1992, hal XIV:

“I had to admin that I found it impossible to believe that a f irst century Galilean holy man (Jesus) had at any time o f his li f e believed himsel f to be the Second Person o f the Trini ty. ”
(Saya harus mengakui bahwa memang musthahil untuk mempercayai bahwa orang suci dari Galilea di abad I (Yesus) pernah sekali saja dalam hidupnya merasa dirinya sebagai oknum kedua dari Trinitas)

Gerejalah yang menciptakan Matius 28:19 dan menyuapkannya kepada Yesus untuk diucapkan.
“Karena itu pergilah, jadikanlah senua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”.

Apa yang diajarkan oleh Yesus adalah tauhid (Ke-Esa-an Allah).
Filsafat Platonis dan Stoic yang diajarkan Plato (?-347 SM) dan Zeno (?-263 SM) tentang Logos menjadi jembatan untuk mempertuhankan Yesus menuju konsep Trinitas yang dinanti-nantikan para penyembah berhala untuk dikawinkan dengan ajaran Kristen. Ajaran tiga Tuhan dalam satu yang dianut para penyembah berhala inilah yang menginspirasi para pemimpin Gereja unutk mengembangkan ajaran tersebut dalam Kristen. Upaya para pemimpin Gereja yang saat itu dikenal dengan golongan Apologis untuk mengawinkan ajaran filsafat Yunani dengan ajaran Kristen dijelaskan oleh Paul Tilich dalam bukunya A History of Christian Thought sebagai berikut:

“The Apologist arose to attempt a joining of Christianity dan Greek thought”
(Para pemimpin Gereja yang umumnya Aplogis (mereka yang ingin mengawinkan filsafat Yunani dengan ajaran Kristen) bangkit untuk mencoba mengawinkan ajaran Kristen dengan filsafat Yunani)

Di satu pihak umat Kristen memiliki Yesus yang diambil dari Yahudi, sememtara dipihak lain, para pengikut ajaran Platonis dan Stoic memiliki Logos yang diambil dari Plato (?-347 SM) dan zeno (?-263 SM). Hasil akhir dari perpaduan keduanaya yang diterima oleh umat Krsistiani adalah Logos Yesus. Yesus bukan lagi sekedar seorang Nabi Isa untuk bani Israel, tetapi sudah berubah menjadi
Yesus baru yang penuh dengan embel-embel Platonis dan Stoic- Yesus Kristus anak Allah, perantara antara Tuhan dan manusia, Tuhan dan juru selamat.

Athanasius kemudian menambahkan satu Tuhan lagi yakni Roh Kudus untuk melengkapi Ketuhanan Kristen menjadi Tiga dalam Satu (Trinitas), persis seperti ajaran Ketuhanan Agama Mesir, dimana Athanasius berdomisili.
Pengaruh agama Mesir terhadap Kristen dijelaskan oleh Cave sebagai berikut:

“The Trinity was a major preoccupation of Egytian theologians…. Three gods are combinet and treated as single being, addressed in the singular. In this way the spiritual force of Egyptian religion shows a direct ling with Christian theology”
(Trinitas merupakan paham utama para penganut agama Mesir…. Tiga Tuhan bersatu dan diperlakukan sebagai satu, yang disebut esa. Dalam hal ini nampak kekuatan spiritual agama Mesir yang langsung mempengaruhi agama Kristen)

Apa saja yang ditetapkan oleh Kaisar Romawi dan para pemimpin Gereja dianggap benar, sah dan berlaku untuk umat pada saat itu. Kebenaran dalam Kristen berubah dari satu konsili ke konsili lainnya. Kebenaran sangat tergantung kepada golongan mana yang mayoritas dalam konsili, atau golongan mana yang didukung oleh Kaisar Romawi. Oleh karena itu, kutuk mengutuk dalam setiap konsili merupakan hal yang lumrah. Ignatius dalam suratnya kepada orang-orang Smyrna mengatakan:

“Where the bishop is, there the congregation should be Prophets who appear may be riqht or wrong, but the bishop is right, because the bishop were the representative of the true doctrine”
(Apa saja pendapat sikap uskup, jemaat harus mengikutinya. Para Nabi boleh benar atau salah, tetapi uskup selalu benar, karena uskup adalah yang mewakili ajaran yang benar)

Keputusan-keputusan Gereja yang di luar ajaran Yesus dilindungi oleh hukum keimanan (regulafidei). Apa yang sudah diyakini dan diucapkan oleh pemimpin Gereja menjadi hokum yang mutlak berlaku, walaupun tidak ada dasarnya atau tidak sejalan dengan Alkitab.
Alhasil ajaran Trinitas tumbuh subur dan berkembang dari satu konsili ke konsili lainnya, bukan karan ajaran Trinitas merupakan ajaran yang dipetik dari ajaran murni Yesus, tetapi karena kaisar Romawi mendukung ajaran ini menjadi ajaran resmi kerajaan.
Mereka hidup siang malam dengan Yesus. Saudara-saudaranya, ibunya, familinya melihat Yesus lahir dan tumbuh sebagai seorang bayi. Dalam kenyataan seperti itu, mereka tentu tidak mungkin membayangkan bahwa yang menangis dalam ayunan atau basah guritanya adalah Tuhan yang pernah berpartisipasi dalam penciptaan jagat raya atau penguasa alam semesta. Begitu pula murid-murid seta para pengikutnya. Mereka melihat Yesus sebagai seorang Rabi (guru) mengajarkan Taurat dan berkhotbah di rumah ibadat setiap hari sabtu. Dari berbagai sumber yang dapat diperolah, tidak satu pun pertanda

bahwa Yesus pernah disembah sebagai Tuhan di Rumah Ibadat. Murid dan pengikutnya mengenal dirinya sebagai pemimpin mereka, sebagai tuan mereka, malah sebagai nabi, tetapi sama sekali mereka tidak akan pernah menganggap bahwa yang naik berkhotbah di mimbar adalah “Tuhan penguasa alam semesta.”
“Dan mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada oranq banyak karena orang banyak itu mengangap dia nabi”.(Matius 21:46)
Yesus telah mengajarkan syahadah sebagai pegangan bagi murid-murid dan pengikut-pengikutnya agar tidak tercampak ke neraka.
“Inilah hidup yang kekal itu (masuk sorqa), yaitu bahwa mereka menqenal Engkau (Allah) satu-satunya Tuhan yang benar. Dan mengenal Yesus Kristus yang Engkau utus”.(Yohanes 17:3)
Apakah benar bahwa Yesus bukan Tuhan yang harus di sembah?
Jawab Ya, benar!

1. Yesus mengajari umatnya agar hanya menyembah Allah. Dia tidak pernah memerintahkan murid-muridnya untuk menyembah dirinya dengan alasan bahwa Allah berada di dalam dirinya.
“Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah Engkau berbakti” (Matius 4:10)
” Karena itu berdoalah demikian:’Bapa kami yang di sorga”‘(Matius 6:9)

2. Yesus adalah guru Yahudi yang mengajarkan Taurat untuk hanya menyembah Tuhan Allah.
“Denqarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa”.(Markus 12:29)
Kata “Tuhan itu Esa” berarti Tuhan tidak ada dalam diri Yesus. Andaikata Tuhan itu adalah dirinya, atau ada dalam dirinya, maka dengan tegas beliau akan mengatakan “Tuhan ini” sambil menunjuk dirinya.

3. Ketika Yesus akan ditangkap di taman Getsemani semua muridnya lari meninggalkan beliau.
“Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri” (Markus 14:50)
Coba bayangkan! Ketika “Tuhan” dalam keadaan genting mereka semua lari meninggalkan dia. Kepada siapa murid-muridnya mencari perlingdungan? Kepada setan? Bukankah yang mereka tinggalkan adalah Tuhan? Padahal “katanya” segala kuasa di sorga dan di bumi telah diserahkan oleh Tuhan Allah kepada “Tuhan” Yesus?(Matius 28:18)

Kalau memang murid-murid Yesus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan Penguasa Alam Semesta, dimana segala kuasa disorga dan di bumi sudah diberikan kepada beliau, untuk apa mereka lari?
Ini ikut membuktikan bahwa Matius 28:18 adalah ayat palsu yang tidak pernah diucapkan oleh Yesus.
Disinilah akal sehat yang dianugrahkan Allah perlu digunkan untuk menyaring mana yang masuk akal, mana yang tidak. Kalau Tuhan berkehendak, sekali tiup saja, tentara Romawi sudah berterbangan seperti kertas di hembus badai.

Tetapi tidak! Mereka menyadari bahwa Yesus adalah pemimpin mereka. Namun mereka tidak pernah menganggap Yesus sebagai Tuhan yang mereka sembah. Buktinya dalam keadaan kepepet, mereka lebih memilih menyelamatkan diri dan membiarkan “Tuhan” mereka ditangkap dan dihukum salib oleh tentara Romawi.

Syahadat Nicea:

Credo in unum Deum, Patrem Omnipotentem
Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang Maha Kuasa,

factorem caeli et terrae, visibilium omnium et invisibilium.
Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan

Et in unum Dominum Iesum Christum, Filium Dei Unigenitum,
Dan akan Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang Tunggal,

Et ex Patre natum ante omnia saecula. Deum de Deo, lumen de lumine,
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad. Allah dari Allah, terang dari terang.

Deum verum de Deo vero. Genitum, non factum, Consubstantialem Patri
Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa

per quem omnia facta sunt.
segala sesuatu dijadikan olehnya.

Qui propter nos homines et propter nostram salutem descendit de caelis.
Ia turun dari sorga untuk kita manusia, dan untuk keselamatan kita.

Et incarnatus est de Spiritu Sancto
dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus

ex Maria virgine et homo factus est.
dari Perawan Maria dan menjadi manusia.

Crucifixus etiam pro nobis sub Pontio Pilato,
Ia pun disalibkan untuk kita waktu Pontius Pilatus

passus et sepultus est.
Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan.

Et resurrexit tertia die secundum Scripturas.
Pada hari ketiga Ia bangkit, menurut Kitab Suci.

et ascendit in caelum, sedet ad dexteram Patris.
Ia naik ke sorga, duduk di sisi kanan Bapa

Et iterum venturus est cum gloria, iudicare vivos et mortuos,
Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati;

cuius regni non erit finis.
KerajaanNya takkan berakhir.

Et in Spiritum Sanctum, Dominum et vivificantem,
Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan;

qui ex Patre (Filioque)* procedit.
Ia berasal dari Bapa (dan Putra)*

Qui cum Patre et Filio simul adoratur et conglorificatur:
Yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan.

qui locutus est per prophetas.
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi

Et unam, sanctam, catholicam et apostolicam Ecclesiam.
Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katholik* dan apostolik.

Confiteor unum baptisma in remissionem peccatorum.
Aku mengakui satu pembaptisan akan penghapusan dosa.

Et expecto resurrectionem mortuorum,
Aku menantikan kebangkitan orang mati,

et vitam venturi saeculi. Amen.
dan kehidupan di akhirat. Amin.

Ribet….just make it simple like:

Asyhaaduallaillahaillallah Waasyhaduannamuhammadarrasulu llah



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvtQmkKm8lC5gdWeXmtu9buxfD21tuTJcnreojRlnxKYMGYW_qsrq-31VcO4DhGJ8uifJN1Ny1oVC3_QwFjZNuTwQgs1nbT6SUYn-qG2CVxn3B1nq8ETxSy3ut1tIv6t5ml5I43b_CF8I/s1600/Yesus-disalib-teriak.jpg

Inilah Sejarah Ka'bah dari Masa ke Masa

Awalnya, Mekkah hanyalah sebuah hamparan kosong. Sejauh mata memandang pasir bergumul di tengah terik menyengat. Aliran zamzamlah yang pertama kali mengubah wilayah gersang itu menjadi sebuah komunitas kecil tempat dimulainya peradaban baru dunia Islam.

Bangunan persegi bernama Ka’bah didaulat menjadi pusat dari kota itu sekaligus pusat ibadah seluruh umat Islam. Mengunjunginya adalah salah satu dari rukun Islam, Ibadah Haji.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLh_nEduDQlf5bkJnr051mcSGCvuEa8v89OAt5jSzmq6D8PXAzeicrx2VUN6pQQjl9llmPTKK82WB6VQfWVDISuixIWUVrmO-EWP1tLgactpaVuDpiu7FVfXH16jLROUt9DEuBdwVI254/s1600/kaabah.jpg



Ka’bah masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini dan diperkirakan masih terus berdiri hingga kiamat menjelang. Beberapa generasi pernah menjadi saksi berdirinya Ka’bah hingga berbagai kemelut menyelimutinya.

Adalah Ismail, putra Nabi Ibrahim dan Siti Hajar, yang kaki mungilnya pertama kali menyentuh sumber mata air zamzam. Akibat penemuan mata air abadi ini, Siti Hajar dan Ismail yang kala itu ditinggal oleh Ibrahim ke Kanaan di tengah padang, tiba-tiba kedatangan banyak musafir. Beberapa memutuskan untuk tinggal, beberapa lagi beranjak.

Ibrahim datang dan kemudian mendapatkan wahyu untuk mendirikan Ka’bah di kota kecil tersebut. Ka’bah sendiri berarti tempat dengan penghormatan dan prestise tertinggi.

Ka’bah yang didirikan Ibrahim terletak persis di tempat Ka’bah lama yang didirikan Nabi Adam hancur tertimpa banjir bandang pada zaman Nabi Nuh. Adam adalah Nabi yang pertama kali mendirikan Ka’bah.

Tercatat, 1500 SM adalah merupakan tahun pertama Ka’bah kembali didirikan. Berdua dengan putranya yang taat, Ismail, Ibrahim membangun Ka’bah dari bebatuan bukit Hira, Qubays, dan tempat-tempat lainnya.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDmpyVLjnAsjp8qmW2-2CMiHynJFqHzDTGB7lorQ_s_odrEIyXxPI0ByhyhYvGzBFYDMdIVcy8mC4iLlQNqie9PoW9pMUfLNYyb1VS53YVqS4EY0Vk3VqRnGU9ULTSWdoZzVIufBD27fMR/s1600/ka'bah+jaman+dulu.jpg


Bangunan mereka semakin tinggi dari hari ke hari, dan kemudian selesai dengan panjang 30-31 hasta, lebarnya 20 hasta. Bangunan awal tanpa atap, hanyalah empat tembok persegi dengan dua pintu.

Celah di salah satu sisi bangunan diisi oleh batu hitam besar yang dikenal dengan nama Hajar Aswad. Batu ini tersimpan di bukit Qubays saat banjir besar melanda pada masa Nabi Nuh.

Batu ini istimewa, sebab diberikan oleh Malaikat Jibril. Hingga saat ini, jutaan umat Muslim dunia mencium batu ini ketika berhaji, sebuah lelaku yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad.

Selesai dibangun,  Allah memerintahkan Ibrahim untuk menyeru umat manusia berziarah ke Ka’bah yang didaulat sebagai Rumah Tuhan. Dari sinilah, awal mula haji, ibadah akbar umat Islam di seluruh dunia.

Karena tidak beratap dan bertembok rendah, sekitar dua meter, barang-barang berharga di dalamnya sering dicuri. Bangsa Quraisy yang memegang kendali atas Mekkah ribuan tahun setelah kematian Ibrahim berinisiatif untuk merenovasinya. Untuk melakukan hal ini, terlebih dahulu bangunan awal harus dirubuhkan.

Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy adalah orang yang pertama kali merobohkan Ka’bah untuk membangunnya menjadi bangunan yang baru.

Pada zaman Nabi Muhammad, renovasi juga pernah dilakukan pasca banjir besar melanda. Perselisihan muncul di antara keluarga-keluarga kaum Quraisy mengenai siapakah yang pantas memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya di Ka’bah.

Rasulullah berperan besar dalam hal ini. Dalam sebuah kisah yang terkenal, Rasulullah meminta keempat suku untuk mengangkat Hajar Aswad secara bersama dengan menggunakan secarik kain. Ide ini berhasil menghindarkan perpecahan dan pertumpahan darah di kalangan bangsa Arab.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh77pSZtx7TilgQlK3UgqdvjRg1kAl4tkn0pQ-3JuBt1zuMANSaG39615bnc_3IGjOwMGsJMy4Lk3dI76pxCN0QfiUgJvZ9Hg3rFVK12Dj3-H6X9vdlXsN5u53hdGZZsFputcCuvlswr0Q/s1600/2223268_20140918042458.jpg


Renovasi terbesar dilakukan pada tahun 692. Sebelum renovasi, Ka’bah terletak di ruang sempit terbuka di tengah sebuah mesjid yang kini dikenal dengan Masjidil Haram. Pada akhir tahun 700-an, tiang kayu mesjid diganti dengan marmer dan sayap-sayap mesjid diperluas, ditambah dengan beberapa menara. Renovasi dirasa perlu, menyusul semakin berkembangnya Islam dan semakin banyaknya jemaah haji dari seluruh jazirah Arab dan sekitarnya.

Wajah Masjidil Haram modern dimulai saat renovasi tahun 1570 pada kepemimpinan Sultan Selim. Arsitektur tahun inilah yang kemudian dipertahankan oleh kerajaan Arab Saudi hingga saat ini.

Pada penyatuan Arab Saudi tahun 1932, negara ini didaulat menjadi Pelindung Tempat Suci dan Raja Abdul Aziz adalah raja pertama yang menyandang gelar Penjaga Dua Mesjid Suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Pada pemerintahannya, Masjidil Haram diperluas hingga dapat memuat kapasitas 48.000 jemaah, sementara Masjid Nabawi diperluas hingga dapat memuat 17.000 jemaah.

Pada pemerintahan Raja Fahd tahun 1982, kapasitas Masjidil Haram diperluas hingga memuat satu juta jemaah. Renovasi ketiga selesai pada tahun 2005 dengan tambahan beberapa menara. Pada renovasi ketiga ini, sebanyak 500 tiang marmer didirikan, 18 gerbang tambahan juga dibuat. Selain itu, berbagai perangkat modern, seperti pendingin udara, eskalator dan sistem drainase juga ditambahkan.

Saat ini, pada masa kepemimpinan Raja Abdullah bin Abdul-Aziz, renovasi keempat tengah dilakukan hingga tahun 2020. Rencananya, Masjidil Haram akan diperluas hingga 35 persen, dengan kapasitas luar mesjid dapat menampung 800.000 hingga 1.120.000 jemaah. Jika rampung, bagian dalam Masjidil Haram akan dapat menampung hingga dua juta jemaah.

Banjir Ka’bah

Bencana alam yang mungkin sering terjadi di wilayah Mekkah adalah banjir. Terbesar tentu saja pada masa banjir bandang Nabi Nuh. Kala itu seluruh bangunan Ka’bah runtuh. Banjir juga terjadi beberapa kali di masa Nabi Muhammad. Sepeninggalnya, pada masa Khalifah Umar bin Khattab, banjir merusak dinding-dinding Ka’bah.

Salah satu banjir yang sempat terdokumentasikan adalah banjir besar pada tahun 1941. Dalam gambar yang dipublikasikan secara luas, terlihat bagian dalam Masjidil Haram terendam banjir hingga hampir setengah tinggi Ka’bah.

Di beberapa tempat bahkan mencapai leher orang dewasa. Banjir-banjir inilah yang kemudian membuat beberapa tiang mesjid yang terbuat dari kayu menjadi lapuk dan rapuh. Kerajaan Saudi terpaksa harus melakukan perbaikan beberapa kali untuk mengatasi hal ini.

Banjir sering terjadi di Mekkah karena letak geografis kota tersebut yang diapit beberapa bukit. Hal ini menjadikan Mekkah berada di dataran rendah yang letaknya seperti mangkuk. Air hujan tidak dapat dapat mudah diserap oleh tanah, mengingat lahan Timur Tengah yang tandus. Alhasil banjir bisa berlangsung selama beberapa lama. Ditambah lagi, sistem drainase kala itu tidak sebaik sekarang.

Selain banjir, berbagai insiden pertumpahan darah tercatat pernah mewarnai sejarah Masjidil Haram. Mulai dari zaman sebelum Nabi Muhammad lahir hingga ke zaman modern di abad ke 20. Beberapa insiden tersebut diakhiri dengan kemenangan para penguasa Ka’bah.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP_Cvo1sIrkv_68xKYknJSVGLa4f9IM7jXnNFSP5MzrvQQCDZPcsY-zH2BgM0LwwQLUfthmCTHJA27YkTOAQqlvGNnSWF-9Nyg_i1eYUQOFINGR-HtKiVTPID3bauoVD0SahNg_aZUlOk/s1600/mecca_hadj00.jpg


Serangan Gajah

Serangan terhadap Ka’bah yang paling terkenal terjadi pada tahun 571 Masehi, tahun kelahiran Nabi Muhammad. Kala itu, sebanyak 60.000 pasukan gajah yang dipimpin oleh Gubernur Yaman, Abrahah, berencana menyerbu Mekkah dan menghancurkan Ka’bah.

Negara Yaman adalah salah satu negara Kristen besar kala itu. Sebuah gereja besar yang indah didirikan pada pemerintahan Raja Yaman, Habshah. Gereja tersebut bernama Qullais. Abrahah sebagai pembina gereja bersumpah akan memalingkan pemujaan warga Arab dari Ka’bah di Mekkah ke gerejanya di Yaman.

Alkisah, mendengar hal ini, seorang Arab dari qabilah Bani Faqim bin Addiy tersinggung kemudian masuk ke dalam gereja dan membuang hajat di dalamnya. Abrahah marah luar biasa dan bersumpah akan meruntuhkan Ka’bah. Berangkatlah dia beserta tentara terkuatnya, menunggang 60.000 ekor gajah.

Tidak ada satupun kekuatan kabilah Arab Saudi yang mampu menandingi kekuatan puluhan ribu tentara gajah tersebut. Berdasarkan komando dari kakek Muhammad, Abdul Mutalib, para penduduk Mekkah mengungsi ke puncak-puncak bukit di sekeliling Ka’bah. Berangkatlah rombongan tentara Abrahah menuju Ka’bah, hendak menghancurkan bangunan mulia tersebut.

Menurut kisah, laju tentara gajah terhenti akibat serangan dari ribuan burung Ababil. Burung-burung ini membawa tiga butir batu panas di kedua kakinya dan paruhnya. Dilepaskannya batu-batu tersebut di atas tentara gajah. Batu yang konon berasal dari neraka itu menembus daging para tentara dan gajah-gajah mereka. Sebuah tafsir mengatakan burung-burung itu membawa penyakit cacar yang menyebabkan para tentara Abrahah tewas akibat bisul yang sangat panas.

Inilah sebabnya, tahun penyerangan tentara Abrahah ke Mekkah dinamakan sebagai Tahun Gajah. Kisah ini juga tertulis jelas di surat Al Fiil di kitab suci Al-Quran. “Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (Al Fiil: 3-4).

Bentrok dengan Iran

Di zaman modern, insiden paling sering adalah bentrok aparat keamanan Arab Saudi dengan para demonstran asal Iran. Kehadiran para demonstran merupakan perintah dari pemerintah Iran agar para jemaah haji Iran menyampaikan protes terhadap kerajaan Saudi.

Kerusuhan terparah terjadi pada 31 Juli 1987 yang menewaskan 401 orang. Di antaranya adalah 275 warga Iran, 85 warga Arab Saudi, dan 42 jemaah haji asal negara lain. Sebanyak 643 orang terluka, kebanyakan adalah jemaah haji Iran.

Perseteruan antara Arab Saudi dengan Iran sudah berlangsung relatif lama. Dimulai saat Muhammad bin Abdul Wahhab, ulama Salaf kenamaan Arab Saudi, memerintahkan penghancuran beberapa makam yang dikultuskan umat Islam di Hejaz, termasuk makam ulama Syiah Al-Baqi, pada tahun 1925.

Tindakan ini tidak ayal membuat marah pemerintahan dan rakyat Iran yang mayoritas Syiah.  Kemelut pun dimulai, Iran menyerukan penggulingan pemerintahan di Arab Saudi dan melarang seluruh warga Iran pergi haji pada tahun 1927.

Ketegangan bertambah parah setelah pada tahun 1943, pemerintah Arab Saudi memenggal kepala seorang jemaah haji Iran karena membawa kotoran manusia di pakaiannya ke dalam Masjidil Haram di Mekkah.

Iran protes keras dan melarang warganya pergi haji hingga tahun 1948.

Sejak saat itu, demonstrasi jemaah haji Iran terus dilakukan di Mekkah. Ini berkat imbauan Ayatullah Khomeini pada tahun 1971 yang memerintahkan setiap jemaah haji Iran untuk berhaji sambil menyampaikan pandangan politik mereka terhadap pemerintah Arab Saudi. Para jemaah Iran menyebut demonstrasi ini dengan nama “Menjaga Jarak dengan Para Musryikin.”

Pada tahun 1982, situasi kedua negara sempat tenang. Khomeini memerintahkan rakyatnya menjaga ketertiban dan perdamaian, tidak menyebarkan pamflet-pamflet propaganda, dan untuk tidak mengkritik pemerintahan Arab Saudi.

Sebagai balasannya, kerajaan Arab Saudi membebaskan jemaah haji Iran untuk kembali berhaji. Sebelumnya, Saudi membatasi jumlah jemaah haji asal Iran untuk menghindari konflik.

Ketegangan kembali terjadi pada Jumat, 31 Juli 1987. Para jemaah haji Iran melakukan pawai protes menentang para musuh Islam, yaitu Israel dan Amerika Serikat, di kota Mekkah. Ketika sampai di depan Masjidil Haram, mereka diblokir oleh aparat keamanan Arab Saudi, namun mereka tetap memaksa masuk.

Bentrokan berdarah kemudian terjadi yang mengakibatkan situasi kacau dengan beberapa orang terinjak-injak oleh massa yang panik.

Ada beberapa versi pemicu kematian ratusan orang pada insiden ini. Pemerintah Iran mengatakan, aparat keamanan Saudi melepaskan tembakan ke arah demonstran damai, sementara Arab Saudi mengatakan bahwa korban tewas akibat terjepit dan terinjak jemaah yang panik. Akibat hal ini, hubungan kedua negara kembali renggang dan pemerintah Arab Saudi kembali menerapkan pembatasan jemaah haji Iran.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioazc6k9EhKDixwjUtr6PSmqueUBO3hAteQ8i5dk1mUBUNm2uB9VSEmobxLKVC4UwDFV_aexAg_Kz0nyJWse_Ssi0fpb4YK5R8LvZoWcxBEX58paENOBNorX1Tv2gTTqjGTNxl2RERd2gF/s1600/Ka'bah.jpg


Mahdi Palsu

Peristiwa berdarah lainnya terjadi pada 20 November 1979. Kala itu ratusan orang bersenjata menguasai Masjidil Haram dan menyandera puluhan ribu jemaah haji di dalamnya.

Penyanderaan dipimpin oleh Juhaimin Ibnu Muhammad Ibnu Saif al-Otaibi yang mengatakan saudara iparnya, Muhammad bin Abd Allah Al-Qahtani, adalah Imam Mahdi atau sang penyelamat akhir zaman.

Dilaporkan sebanyak 400-500 militan Otaibi, termasuk di dalamnya wanita dan anak-anak, mengeluarkan senjata yang mereka sembunyikan di balik baju dan merantai gerbang Masjidil Haram. Mereka memerintahkan para jemaah untuk tunduk kepada Mahdi palsu, Al-Qahtani. Penyanderaan berlangsung selama dua minggu, sebelum akhirnya para militan diberantas oleh pasukan bersenjata gabungan antara Arab Saudi dengan beberapa negara.

Pasukan Arab Saudi sempat dipukul mundur karena hebatnya persenjataan para militan. Seluruh warga Mekkah dievakuasi ke beberapa daerah.

Pasukan kerajaan siap melakukan gempuran mematikan. Namun, mereka harus meminta izin dari ulama besar Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, yang telah  melarang segala jenis kekerasan di Masjidil Haram. Akhirnya dia mengeluarkan fatwa penyerangan mematikan untuk mengambil alih Ka’bah.

Dilaporkan 255 jemaat haji dan militan Otaibi tewas dalam penyerangan tersebut, sebanyak 560 orang terluka. Dari sisi tentara Arab Saudi, sebanyak 127 tewas dan 451 terluka.

Berbagai cerita berbeda mengisahkan saat-saat penyerangan oleh tentara gabungan Arab Saudi, Pakistan dan Perancis.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjo0Bia-BuErYagiZthx9LXPU7Zo_lNLEbvrxFS1KKDvLcQ0_y5y6RU30L3UkSilBt6y953SOpeEJbAKPDwBOCNfGKTTSZ9EdlGAZmTz_3C_IA7K-UjjYYRezW9XdeTtTgwSy9k5T1sLR0/s1600/masjidil-haram1.jpeg



Salah satu laporan mengatakan tentara membanjiri Masjidil Haram dengan air dan mengalirinya dengan listrik, menyetrum para militan. Laporan lainnya mengatakan para tentara menggunakan gas beracun. Pasukan Perancis dipanggil karena pasukan Arab Saudi tidak berdaya.

Tentara Perancis ini dikabarkan menjadi Muslim dahulu sebelum masuk Masjidil Haram. Langkah ini mereka lakukan lantaran Masjidil Haram hanya boleh dimasuki oleh umat Muslim. Allahu a’lam. (berbagai sumber)


Sumber : http://www.fimadani.com/inilah-sejarah-kabah-dari-masa-ke-masa/ 


Dinar-Dirham, Harganya Sama Sejak Zaman Rasul Sampai Sekarang

“ALI bin Abdullah menceritakan pada kami, Sufyan menceritakan pada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan pada kami, ia berkata: saya mendengar penduduk bercerita tentang  Urwah, bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan uang 1 Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau (H.R Bukhari).”





Dari hadits tersebut kita bisa tahu bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah SAW adalah 1 Dinar.

Jika 1 Dinar saat ini (2011) adalah Rp. 1.950.000 maka nilai Dinar tetap cukup untuk untuk membeli 1 kambing dengan kualitas terbaik. Kesimpulannya perbedaan waktu antara pada zaman Rasulullah SAW sampai hari ini nilai daya belinya masih tetap 1 Dinar hal ini merupakan bukti nyata jika kita menyimpan Dinar/Emas stabilitas nilai daya belinya mampu menangkal  kenaikan barang dan jasa.

Coba kita bandingkan misalnya dengan nilai uang rupiah (IDR), pada tahun 1970 jika harga seekor kambing dengan kualitas yang bagus di kisararan Rp 7.000 (tujuh ribu rupiah) per ekornya. Tahun 2013 setelah terjadi perbedaan waktu 43 tahun dari 1970-2013, situasinya berubah.

Uang Rp 7.000 tersebut tidak jadi kita belikan kambing pada saat itu, kemudian kita simpan dan kita kebetulan lupa menaruhnya dan tiba–tiba secara tidak sengaja kita menemukan uang yang kita simpan tersebut di tahun 2013 ini, maka hal yang pasti terjadi uang tersebut di jamin tidak laku karena cetakan mata uang telah berganti-ganti seiring periode masa berlakunya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI).

Apabila uang tersebut kita paksakan untuk dibelanjakan pasti kita dianggap kurang waras, jika kita tukarkan di BI untuk mendapatkan nilai pecahan baru dengan nominal yang sama juga pasti akan ditolak karena batas waktu penukaran dari masa berlakunya telah habis, otomatis uang kita jadi uang kuno yang hanya berguna untuk koleksi pribadi dan museum.

Coba kita balik cerita ini menjadi seperti ini, uang Rp 7.000 tersebut kita belikan emas murni pada saat itu harga emas Rp 500/gr maka akan mendapatkan 14 gr emas murni, lantas emas tersebut kita simpan dan seiring dengan berjalannya waktu kita lupa menaruh atau lupa memilikinya. Kemudian pada tahun 2011 emas murni kita temukan, jika kita uangkan tetap akan laku dan sekaligus jadi penolong keuangan kita jika harga 14 gr x Rp. 450.000 maka uang yang kita terima Rp. 6.300.000.

Uang  Rp 7.000 tersebut jika disimpan di bank dalam kurun 41 tahun maka bunga bank yang kita terima Rp 28.700 dengan asumsi (10% tahun x 41 tahun) maka uang total pokok dan bunga kita terima sebesar Rp 35.700 ditahun 2011, maka begitu kita keluar dari bank uang tersebut yang rencananya kita  belikan 1 ekor kambing dengan pasaran harganya ditahun 2011 Rp. 1.950.000  dipastikan uang kita tidak akan cukup untuk membeli kambing tersebut, dengan langkah lemas dan pasrah yang bisa kita lakukan adalah menuju warung sate untuk membeli 1 porsi sate kambing plus minuman.
***

Itulah gambaran ganasnya pencuri daya beli uang kita yang tidak pernah dan tidak akan ditangkap polisi. Kalaupun polisi kita hadirkan dijamin akan mengatakan sebagai berikut “Mana yang dicuri uangnya? Kan jumlah uangnya benar tetap Rp. 7.000?“ maka pulanglah polisi tersebut karena tidak cukup bukti dan saksi telah terjadi tindak pidana pencurian sebagai mana diatur dalam pasal 362 KUHP serta siapa tersangka pelaku pencuriannya juga  tidak ada. Jadi kasus gugur demi hukum karena alat bukti tidak mencukupi.

    Dinar-Dirham adalah ukuran keadilan dan menjadi bagian penting dari muamalah dalam islam, untuk mentaati Allah dan rasulNya dalam memerangi riba yang telah merusak kehidupan muslim hari ini khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya. Ini adalah pernyataan penting untuk kita muslimin di Nusantara dan dunia, yaitu penting kita untuk kembali menggunakan emas dan perak, sebagai harta yang nyata dan ini adalah jalan untuk muslim secepatnya meninggalkan sistem riba (kapitalisme) dalam mentaati Allah dan rasul-Nya.

Terkadang yang aneh bin ajaib kita pun tidak sadar merasa kehilangan karena jumlah uang (nominal) yang tertera pada uang kita tetap dan kita merasa baik-baik saja, tapi kenyataannya daya beli uang yang kita simpan terus turun terhadap barang dan jasa.  Maka dari itu kita harus bisa menjadi polisi diri sendiri untuk menangkap pencuri daya beli uang kita yang dinamai inflasi dengan melindungi diri (hedging) investasi pada Emas dan Perak.

Dirham (Perak)

Mari kita lihat firman Allah SWT dalam surat Al- Kahfi ayat 19 :

“Dan demikianlah kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang diantara mereka : “sudah berapa lamakah kamu berada (disini) “. Mereka menjawab : “kita berada (disini) sehari atau setengah hari“. Berkata yang lain lagi : “tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada disini. Maka suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan membawa UANG PERAKMU ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan ini untukmu, hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorangpun”

Dalam kisah pemuda yang tertidur ratusan tahun kemudian terbangun ini dijelaskan bahwa UANG PERAK tersebut cukup untuk membeli makanan. Lalu apakah uang tersebut juga cukup untuk membeli makanan saat ini?

Anggap  saja pemuda itu mempunyai 1 Dirham, harga 1 Dirham saat ini adalah Rp 37.000 dan nilai tersebut cukup untuk membeli makanan. Kejadian ini terjadi sekitar abad ke 3 dan setelah 18 abad tetap saja Dirham mempunyai daya beli yang sama. Coba kita bandingkan dengan nilai rupiah, pada tahun 1970 harga kerupuk sebesar 5 rupiah, setelah 40 tahun kemudian pada tahun 2011 sekarang harga satu krupuk seharga 500 rupiah, dan uang 5 rupiah tersebut sama sekali tidak ada nilainya pada masa sekarang.

Bagaimana pembaca, apakah anda tidak merasa bahwa saat ini kebanyakan kita telah dibohongi oleh sistem Finansial Iblis…? Ayo, saatnya  beralih ke sistem Finansial Islam!

[Sumber]

Sumber : https://votreesprit.wordpress.com/2013/10/28/dinar-dirham-harganya-sama-sejak-zaman-rasul-sampai-sekarang/

Video Jamaah Haji Syiah Menari Usai Tragedi Mina

Video amatir yang direkam dari ketinggian apartemen ini langsung heboh. Ditonton jutaan kali sejak diunggah pada Sabtu (26/9/2015) kemarin.

Seperti dilansir Dakwatuna, video ini menunjukkan jamaah haji Syiah berteriak-teriak sambil menari-nari di jalanan. Mereka menari-nari setelah terjadi tragedi Mina yang mengakibatkan sedikitnya 717 orang jamaah haji meninggal dunia.




Dalam video yang diunggah Rakan LI dan telah ditonton 1.207.107 kali ini, terlihat jamaah haji Syiah menari-nari sambil menanyikan lagu berbunyi “Ali Ali Maula”. Tidak jelas lirik selengkapnya dalam lagu mereka. Banyak di antara mereka berjingkrak-jingkrak.

Pengambil gambar, dari ketinggian apartemen, menyebutkan, “Merekalah jamaah haji Syiah, menari-nari, membuat kemacetan dan meneriak-neriakkan Ali. Mereka berjalan berlawanan dengan jamaah haji lain. Ada dua jalur yang diperuntukkan untuk arah yang berbeda. Tapi sudah menjadi kebiasaan mereka berjalan bergerombol melawan arus, dan mengganggu jamaah haji lainnya. Mereka juga mengejek dan menghina askar, polisi penjaga jalanan.” [Siyasa/Tarbiyah.net]

Sejarah Syi’ah Membunuh Jamaah Haji dan Mencuri Hajar Aswad

Daulah Qaramithah adalah kerajaan yang berideologi Syi’ah Isma’iliyah sebuah ideologi sesat yang meyakini imamah (kepemimpinan) Ismail bin Ja’far Ash Shadiq.

Setelah wafatnya Ja’far bin Muhammad Ash Shâdiq, kaum Syi’ah terpecah menjadi dua kelompok. Satu kelompok menyerahkan kepemimpinan kepada anaknya, yaitu Mûsâ Al Kâzhim, mereka inilah yang kemudian disebut Syi’ah Itsnâ ‘Asyariyah (aliran Syi’ah yang meyakini adanya imam yang berjumlah dua belas orang).

Dan satu kelompok lagi menyerahkan kepemimpinan kepada anaknya yang lain, yaitu Ismâ’il bin Ja’far, kelompok ini kemudian dikenal sebagai Syi’ah Ismâ’iliyah. Kadang kala mereka dinisbatkan kepada madzhab bathiniyah dan kadang kala dikaitkan juga dengan Qarâmithah. Akan tetapi, mereka lebih senang disebut Ismâ’iliyah. [ Al Milal wan Nihal (I/191-192)]





Daulah Qaramithah dinisbahkan kepada Hamdân Qirmith, pemimpin mereka. Kemudian pengikut-pengikutnya dikenal dengan sebutan Qarâmithah. Daulah ini didirikan oleh Abu Said Al Jannabi tahun 278 H berpusat di Bahrain. Daulah ini berkuasa selama kurang lebih 188 tahun. Menguasai daerah Ahsa’, Hajar, Qathif, Bahrain, Oman, dan Syam.

Ketika mereka sudah memiliki kekuatan dan berhasil mendirikan daulah Bahrain, mereka melakukan perampasan, pembunuhan dan pemerkosaan, kekejaman yang mungkin tidak dilakukan oleh bangsa Tatar maupun kaum Nasrani sekalipun. Mereka inilah, yang telah bersekutu bersama kaum Nasrani dan Tatar (Mongol) untuk melawan Islam dan kaum Muslimin. Di antara tokoh mereka yang menimpakan fitnah besar terhadap kaum Muslimin adalah Abu Thâhir Sulaimân bin Hasan Al Janâbi.

Rentetan Peristiwa

Tahun 294 H, Qaramithah dipimpin Zakrawaih menghadang kepulangan jamaah haji dan menyerang mereka pada bulan Muharram. Terjadilah peperangan besar kala itu. Di saat mendapat perlawanan sengit, Syi’ah Qaramithah menarik diri dengan nada bertanya, “Apakah ada wakil sultan di antara kalian?”

Jamaah haji menjawab, “Tidak ada seorang pun (yang kalian cari) di tengah-tengah kami.”

Qaramithah lalu berujar, “Maka kami tidak bermaksud menyerang kalian (salah sasaran).”

Peperangan pun berhenti. Sesaat kemudian, ketika jamaah haji merasa aman dan melanjutkan perjalanannya, maka para pengikut Syi’ah kembali menyerang mereka. Banyak jamaah haji yang terbunuh disana. Adapun mereka yang melarikan diri, diumumkan akan diberi jaminan keamanan oleh Syi’ah. Ketika sisa jamaah haji tadi kembali, maka pasukan Syi’ah berkhianat dan membunuh mereka.

Peran kaum wanita Syi’ah pun tidak kalah sadisnya. Paska perang, kaum wanita Syi’ah mengelilingi tumpukan-tumpukan jenazah dengan membawa geriba air. Mereka menawarkan air tersebut di tengah-tengah korban perang. Apabila ada yang menyahut, maka langsung dibunuh. Jumlah jamaah haji yang terbunuh saat itu mencapai 20.000 jiwa, ditambah dengan harta yang dirampas mencapai dua juta dinar. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Tahun 312 H, Qaramithah dipimpin Abu Thahir, putra Abu Said, menyerang jamaah haji asal Baghdad ketika pulang dari Mekah pada bulan Muharram. Mereka membunuh dan merampas hewan-hewan bawaan jamaah haji tersebut. Adapun sisa jamaah haji, ditinggalkan begitu saja sehingga mayoritasnya mati kehausan di tengah teriknya matahari. [Târîkh Akhbâr Qarâmithah hlm. 38]

Tahun 315 H, Qaramithah berjumlah 1.500 tentara dipimpin oleh Abu Thahir maju menuju Kufah pada bulan Syawwal. Mereka dihadapi oleh pasukan Khalifah saat itu sebanyak 6.000 tentara. Walhasil, pasukan Syi’ah memenangkan peperangan dan berhasil membunuh mayoritas pasukan Kufah.

Tahun 317 H, Qaramithah sebanyak 700 tentara dipimpin Abu Thahir, yang berumur 22 tahun, mendatangi Mekah saat musim haji. Selanjutnya, mereka membunuh jamaah haji yang sedang menunaikan manasiknya. Sementara itu, Abu Thahir duduk di depan Ka’bah dan berseru, “Aku adalah Allah, demi Allah, aku menciptakan seluruh makhluk dan yang mematikan mereka.”

Tahun 317 H, mereka menyerang jamaah haji di Masjidil Harâm, dan membunuhi para jamaah yang berada dalam masjid lalu membuang mayat mayat ke sumur Zamzam. Mereka membunuh orang orang di jalan-jalan kota Mekah dan sekitarnya. Jumlah korbannya mencapai 30.000 jiwa. Bahkan ia merampas kelambu Ka’bah dan membagi-bagikannya kepada pasukannya. Ia menjarah rumah-rumah penduduk Mekah dan mencungkil Hajar Aswad dari tempatnya untuk ia bawa ke Hajar (ibukota daulah mereka di Bahrain). [Târîkh Akhbâr Qarâmithah hlm. 54]

Abu Thahir segera memerintahkan pasukannya untuk mengambil pintu Ka’bah, dan menyobek-nyobek tirai Ka’bah. Salah seorang tentaranya memanjat Ka’bah untuk mengambil talangnya, namun tewas terjatuh. Ia juga memerintahkan salah satu tentaranya untuk mengambil Hajar Aswad.Tentara tersebut mencongkelnya dan dengan angkuhnya berseru, “Mana burung yang berbondong-bondong itu? Mana pula batu dari neraka Sijjil (yang menimpa pasukan Raja Abrahah yang hendak menghancurkan Ka’bah menjelang masa kelahiran Nabi)?”

Imam Ibnu Katsir rahimahullah merekam kekejaman yang dilakukan oleh Abu Thâhir Al Janâbi Al Bâthini ini dengan berkata:

“Ia menjarah harta penduduk Mekah dan menghalalkan darah mereka. Ia membunuhi manusia di rumah-rumah mereka hingga yang berada di jalan-jalan. Bahkan menjagal banyak jamaah haji di Masjdil Haram dan di dalam Ka’bah. Lalu pemimpin mereka, yakni Abu Thâhir –semoga Allâh Azza wa Jalla melaknatnya- duduk di pintu Ka’bah, sementara orang-orang disembelihi di hadapannya dan pedang-pedang berkelebatan membantai orang-orang di Masjidil Haram pada bulan haram (suci) di hari Tarwiyah yang merupakan hari yang mulia. Sementara Abu Thâhir ini berseru, “Aku adalah Allâh, Allâh adalah aku. Aku menciptakan makhluk dan akulah yang mematikan mereka. Orang-orang pun berlarian menyelamatkan diri dari kekejaman Abu Thâhir ini. Di antara mereka bahkan ada yang bergantung pada kelambu Ka’bah. Namun itu tidak menyelamatkan jiwa mereka sedikit pun. Mereka tetap ditebas habis dalam keadaan seperti itu. Mereka dibunuhi meskipun mereka sedang bertawaf…”

Ibnu Katsir melanjutkan,

“Setelah pasukan Qarâmithah ini melakukan aksi brutal mereka itu –semoga Allâh melaknat mereka- dan perbuatan keji mereka terhadap para jamaah haji, Abu Thahir ini menyuruh pasukannya agar melemparkan mayat-mayat yang tewas ke sumur Zamzam. Dan sebagian lain dikubur di tempat-tempat mereka di tanah haram bahkan di dalam Masjidil Haram. Lalu kubah sumur Zamzam pun dirobohkan. Kemudian Abu Thâhir memerintahkan agar mencopot pintu Ka’bah, melepaskan kelambunya, untuk ia koyak-koyak dan bagikan kepada pasukannya.”  [Al Bidâyah wan Nihâyah (XI/160)]

Setelah berlalu enam hari, mereka pulang membawa Hajar Aswad.

Gubernur Mekah dengan dikawal pasukannya segera menemui pasukan Syi’ah tersebut di tengah jalan. Berharap agar mereka mau mengembalikan Hajar Aswad dengan imbalan harta yang banyak. Namun Abu Thahir tidak menggubrisnya. Terjadilah peperangan setelah itu.

Pasukan Qaramithah menang dan membunuh mayoritas yang ada di sana. Lalu melanjutkan perjalanan pulang ke Bahrain dengan membawa harta rampasan milik jamaah haji. Setelahnya, dibuatlah maklumat menantang umat Islam bila ingin mengambil Hajar Aswad tersebut, bisa dengan tebusan uang yang sangat banyak atau dengan perang.

Hajar Aswad pun berada di tangan mereka selama 22 tahun. Mereka lalu mengembalikannya pada tahun 339 H, setelah ditebus dengan uang sebanyak 30.000 dinar oleh Al Muthi’ Lillah, seorang khalifah Daulah Abbasiyah.

Penyerangan Era Modern

Pada tahun 1987, Syiah Iran menyerang Ka’bah di Makkah. Mereka pergi ke sana untuk menaklukkan Ka’bah dan menjatugkannya. Tetapi karena kasih karunia dari Allah dan doa semua jamaah Haji Muslim yang mulia, Pasukan Keamanan Saudi Arabia berhasil mengusir mereka pergi. Sekitar 405 orang tewas saat keluar dari Masjidil Haram dari mereka  dan 50 orang jamaah haji lain dari seluruh dunia.

Faiz Syakir, salah seorang juru bicara Syi’ah Hizbullah Libanon, berbicara secara langsung dalam sebuah program wawancara di OTV. “Hizbullah tidak akan dapat dimusnahkan. Hizbullah pasukan terkuat di kalangan negara-negara Arab. Lebih kuat daripada seluruh peradaban di dunia dari segi ekonomi, kekuatan militer dan sosial,” ujar Syakir, Agustus 2013.

Pernyataan Syakir ini sehubungan dengan adanya ancaman Bandar bin Sultan—putera mahkota Raja Qatar yang akan menyerang Basyar al-Assad. “Apa lagi yang kalian pikirkan? Kami tidak takut pada ancaman itu? Bahkan kami tidak takut pada Saudi, sekalipun dengan seluruh kekuatannya, dari raja hingga rakyat mereka yang terakhir. Mereka pikir, mereka siapa?”

“Jika mereka membom Gunung Qasiun di Damaskus, pusat kekuatan militer Basyar, maka kami akan menyerang Mekah di depan kepala mereka sendiri!”

Wartawan yang hadir di situ sontak melontarkan pertanyaan, “Mekkah? Bukankah itu tempat suci bagi mereka?”

“Biarkan saya berbicara. Saya tidak peduli lagi semuanya. Ini fakta. Kami akan memusnahkan Mekkah dan Madinah, juga Jeddah dan Riyadh, dengan semua yang ada di dalamnya, yang tinggal dalam kota-kota ini. Ini fakta dan strategi kami. Keberadaan kami lebih penting dari ‘batu-batu’ dan ‘bukit-bukit’ mereka.”

Wartawan yang masih dalam keadaan terkejut, kembali bertanya, “Siapa yang akan memusnahkan Mekkah? Iran? Suriah? Hizbullah? Tempat itu adalah tempat suci bagi mereka…”

“Saya tidak akan mengatakannya. Tapi jika mereka mengancam kami, kami tahu bagaimana membalas ancaman itu,” pungkasnya.

5 Keistimewaan Kota Madinah Al Munawwarah

Madinah Al Munawwarah merupakan salah satu daerah yang sangat mulia. Seorang ulama bernama Sayid Muhammad bin ‘Alawi Al Maliki Al Hasani dalam al zakhair al Muhammadiyyah (Hai’ah As Afwah) menulis ada 5 keistimewaan kota Madinah. Untuk mengetahui lebih lanjut bisa melihat kita tersebut pada halaman 84-85. Berikut keistimewaan-keistimewaan Kota Madinah.

1. Dajjal tidak bisa masuk Madinah

Selain Madinah, Dajjal juga tidak bisa memasuki Mekkah. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Anas bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ان الدجال لا يطأ مكة ولا المدينة, و انه يجئ حتى ينزل فى ناحية المدينة فترجف ثلاث رجفات, فيخرج اليه كل كافر ومنافق

“Dajjal tidak menginjak tanah Mekkah dan Madinah, Dia datang hingga turun dalam kawasan Madinah lalu goncang tiga kali. Kemudian semua kafir dan orang munafik menghadap dajjal”

2. Imam Malik sangat menghormati Kota Madinah

Dikisahkan bahwa Imam Malik tidak mau menaiki kijang di Madinah. Saat ditanya, beliau menjawab “Saya tidak berani berkendaraan di tempat yang Rasulullah sendiri berjalan kaki”. Beliau juga tidak meninggikan suara dalam mesjid Rasulullah SAW dan berkata: “menghormati Rasulullah SAW sama saja, baik saat beliau masih hidup dan sudah wafat”

3. Setiap orang yang masuk Madinah disunnahkan untuk mandi

Begitu istimewanya Madinah sampai-sampai masuk ke sanapun sunnah mandi terlebih dahulu.

4. Madinah terhindar dari penyakit tha’un

Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم على انقاب المدينة ملائكة لايدخلها الطاعون ولا الدجال

“Di penghujung Madinah ada para malaikat, Ta’un dan Dajjal tidak akan masuk.”

5. Disunnahkan berpuasa di Madinah dan memberikan sedekah kepada penduduknya

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda dalam sebuah hadits “Ramadhan di Madinah lebih baik dari pada seribu kali ramadhan diluar Madinah”





Ini Adzan Kaum Syiah?




SERUPA tapi tak sama. Barangkali ungkapan ini tepat untuk menggambarkan Islam dan kelompok Syi’ah. Secara fisik, memang sulit dibedakan antara penganut Islam dengan Syi’ah. Namun jika ditelusuri -terutama dari sisi aqidah-perbedaan di antara keduanya ibarat minyak dan air. Sehingga, tidak mungkin disatukan. Termasuk soal adzannya.


Adzan Ala Agama Syi’ah:

(Allōhu akbar) 4 kali
(Asyhadu allā ilāha illallōh) 2 kali
(Asyhadu anna Muhammadan rōsulullōh) 2 kali
(Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullōh) 2 kali
(Hayya ‘alash Sholāh) 2 kali
(Hayya ‘alal falāh) 2 kali
(Hayya ‘alā khoiril ‘amal) 2 kali
(Allōhu akbar) 2 kali
(Lā ilāha illallōh) 2 kali

Sedangkan, adzan menurut agama Islam:

(Allōhu akbar) 4 kali
(Asyhadu allā ilāha illallōh) 2 kali
(Asyhadu anna Muhammadan rōsulullōh) 2 kali
(Hayya ‘alash Sholāh) 2 kali
(Hayya ‘alal falāh) 2 kali
(Allōhu akbar) 2 kali
(Lā ilāha illallōh) 1 kali .


[Sumber: kautsar]



Negeri Tanpa Musibah, di Manakah Itu?

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).

AYAT di atas menjelaskan tentang janji Allah akan berkah dan musibah. Siapapun yang beriman dan bertaqwa berarti mengundang berkah. Namun, bagi orang-orang yang ingkar dan maksiat berarti mengundang musibah. Iman dan Taqwa itu adalah kunci keberkahan di dunia dan akhirat. Sedangkan ingkar dan maksiat itu adalah kunci musibah di dunia maupun akhirat.




Allah tidak pernah berbuat dzalim pada hamba-hamba-Nya. Karena sesungguhnya orang yang ditimpa musibah – atau mungkin azab – itu adalah hasil dari perbuatan dirinya sendiri. Allah berfirman:

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja yang menimpamu maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa: 79).

Karena itu, jika dilihat dari kacamata ‘negeri yang bebas dari musibah’ maka adalah hal yang tidak mungkin terjadi pada saat ini.

Kerap kita lihat banyaknya musibah yang menimpa penduduk di berbagai negara, mungkin hal itu adalah peringatan agar para penduduk negeri itu agar taat kepada Allah dan meninggalkan perbuatan maksiat.

Adapun saat Allah menimpakan musibah pada suatu kaum, maka tak akan ada yang lolos satupun dari takdir-Nya, kecuali jika Allah mengizinkan seseorang untuk selamat dari musibah tersebut. Entah itu pemabuk, pelacur, penjudi, guru, bayi, anak-anak, tukang cukur, pedagang, dan sebagainya akan menjadi korban musibah yang Allah timpakan kepada kaum yang ingkar.

Hal ini berbeda dengan kondisi pada zaman di saat hukum Islam ditegakkan, seperti pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, khalifah Bani Umayyah.


Dikisahkan pada hari kedua dilantik menjadi khalifah, beliau menyampaikan khutbah umum. Dihujung khutbahnya, Umar berkata “Wahai manusia, tiada Nabi selepas Muhammad SAW dan tiada kitab selepas al-Quran. Aku bukan penentu hukum, aku hanya pelaksana hukum Allah, aku bukan ahli bid’ah malah aku seorang yang mengikut sunnah, aku bukan orang yang paling baik dikalangan kamu sedangkan aku cuma orang yang paling berat tanggungannya dikalangan kamu, aku mengucapkan ucapan ini sedangkan aku tahu aku adalah orang yang paling banyak dosa di sisi Allah.”

Beliau kemudian duduk dan menangis “Alangkah besarnya ujian Allah kepadaku,” sambung Umar bin Abdul Aziz.

Begitupun saat beliau pulang ke rumah dan menangis sehingga ditegur isterinya. “Apa yang Amirul Mukminin tangiskan?” Beliau menjawab “Wahai isteriku, aku telah diuji oleh Allah dengan jabatan ini dan aku tengah teringat pada orang-orang miskin, ibu-ibu janda, anaknya banyak, rezekinya sedikit. Aku teringat orang-orang dalam tawanan, para fuqara’ kaum Muslimin. Aku tahu mereka semua ini akan mendakwaku di akhirat kelak dan aku bimbang aku tidak dapat jawab hujjah-hujjah mereka. Karena sebagai khalifah aku tahu, yang menjadi pembela di pihak mereka adalah Rasulullah.’’ Isterinya pun turut mengalir air mata.

Umar bin Abdul Aziz mulai memeritah pada usia 36 tahun selama 2 tahun 5 bulan 5 hari. Dan atas izin Allah, pemerintahan beliau amat menakjubkan. Pada waktu inilah dikatakan tak ada seorangpun umat Islam yang layak menerima zakat, hingga harta zakat yang menggunung itu terpaksa ditabung sebagai biaya bagi orang yang tak punya biaya menikah dan hal lainnya.

Itulah gambaran sebuah negeri yang dipimpin oleh pemimpin yang taat kepada Allah dan mampu menerapkan syariat Islam di negerinya. Rakyat pun ikut mendapat berkah dan mampu hidup tenteram dan sejahtera.

Sudahkah negeri kita seperti itu? Wallahualam. []

Kebanggaannya Terhadap Islam Membuatnya Diterima Kerja

ADA seorang pria berkebangsaan Eropa yang telah memeluk Islam dan baik keislamannya, jujur dalam tindakannya dan bersemangat menunjukkan keislamannya. Dia bangga dengan keislamannya di hadapan orang-orang kafir. Tanpa ada perasaan minder, malu, atau ragu. Bahkan tanpa ada kesempatan terlewatkan, dia selalu bersemangat untuk menampakkan keislamannya itu.

Suatu ketika ia bercerita ada lowongan pekerjaan di sebuah instansi milik orang kafir. Pria muslim yang bangga dengan keislamannya ini mengajukan lamaran untuk mendapat pekerjaan tersebut. Dan dia harus melewati tes wawancara. Dan terjadilah persaingan untuk mendapatkan pekerjaan.





Saat tiba gilirannya untuk tes wawancara, panitia instansi ini mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya. Di antara pertanyaan-pertanyaan itu adalah, “Apakah Anda meminum minuman keras?”

Dia pun menjawab, “Tidak. Saya tidak meminumnya karena agama saya Islam, dan agama saya melarang minum minuman keras.”
Panitia tersebut bertanya lagi, “Apakah Anda memiliki teman kencan atau pacar?”

Lalu ia menjawab kembali, “Tidak. Karena agama Islam yang saya peluk ini telah mengharamkannya. Saya hanya berhubungan dengan istri yang telah saya nikahi sesuai dengan syariat Allah.”

Wawancara pun selesai. Ia keluar ruangan dengan sedikit pesimis akan diterima di instansi tersebut. Akan tetapi, di luar dugaan semua pelamar yang jumlahnya banyak itu gagal, dan hanya dia orang yang berhasil lulus dalam tes tersebut.

Kemudian dia pergi ke ketua panitia tersebut dan mengatakan,
“Tadinya, saya kira Anda akan menghalangi saya untuk mendapatkan pekerjaan ini, sebagai balasan atas perbedaan agama antara saya dan Anda, juga karena saya memeluk Islam. Akan tetapi saya terkejut, Anda mendahulukan saya dari saudara-saudara Anda yang beragama Kristen. Apa rahasia di balik semua itu?”

Panitia menjawab, “Orang yang dicalonkan dalam pekerjaan ini haruslah orang yang memiliki kesadaran penuh dalam melakukan pekerjaannya. Sementara orang yang meminum minuman keras tidak mungkin melakukan demikian. Maka kami mencari orang yang tidak meminum minuman keras, dan memperhatikan syarat-syarat ini. Akhirnya Anda lah yang terpilih dalam pekerjaan ini.”

Maka keluarlah dia dari ruangan tersebut dan memuji Allah dengan segala karunia yang telah diberikanNya. Ia mengulang-ulang firman Allah yang berisi,

“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menajadikan jalan keluar baginya.” (Ath-Thalaq : 2). []

Sumber: 40 Nasihat Memperbaiki Rumah Tangga/Syaikh Dr. Muhammad bin Shalih al-Munajjid/Darul Haq

Sumber : https://www.islampos.com/kebanggaannya-terhadap-islam-membuatnya-diterima-kerja-217033/

Menanggapi Hoax Media Syiah, Dubes: Tidak Benar Arab Saudi Pancung 28 Petugas Haji


Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al Mubarak membantah berita adanya hukuman mati yang dijatuhkan pemerintah Saudi terhadap 28 petugas haji.

Penegasan itu disampaikan Dubes Mustafa menyusul pemberitaan media Lebanon Ad-Diyar yang menghembuskan kabar hukuman pancung pengadilan Saudi terhadap para petugas haji. Berita tersebut lalu menyebar dan dikutip sejumlah media nasional termasuk MetroTV.

“Kabar tersebut tidak benar,” kata Mustafa dalam konferensi pers di Ciputra World, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (29/9/2015).

Dubes Mustafa mengimbau agar media tidak mengada-ngada dalam memberitakan insiden Mina. Tetap objektif dan berangkat dari fakta dalam menulis kejadian Mina.

“Media harus objektif, tentu kalau berita tidak sesuai dengan sumbernya akan diragukan,” tukasnya.

Hingga saat ini, lanjut Mustafa, Arab Saudi terus menjalankan investigasi mengenai kasus Mina. Masyarakat diminta bersabar menunggu hasil investigasi.

“Mohon tunggu, kalau hasil investigasi keluar, kita akan jelaskan secara lengkap dan transparan,” tegasnya seperti dilansir Islampos


Seperti ramai diberitakan, pasca musibah Mina banyak sekali berita-berita dan video hoax yang disebar media-media Lebanon yang terafilisasi dengan Syiah untuk menyudukan Arab Saudi. Dari media-media Lebanon dan Syiah ini kemudian dikutip dan diberitakan media-media nasional termasuk televisi ternama MetroTV dan TV One. Belakangan TV One sudah membuat klarifikasi atas kesalahannya.

Sampai sekarang belum ada klarifikasi dari MetroTV.

Tidur Pagi, Kebiasaan yang Dibenci Para Salafus Shalih


Ustadz Rappung Samuddin

[Halaqah 136]

Tidur pagi termasuk salah satu kebiasaan kita yang sulit ditinggalkan. Nikmat memang. Akan tetapi, perbuatan ini ternyata dibenci oleh kalangan ulama salaf dahulu. Sebab, akibat tidur pagi, seorang hamba akan kehilangan banyak sekali kebaikan dan keberkahan padanya.

Dari Shakhr bin Wada'ah radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

( اللهم بارك لأمتي في بكورها).

"Wahai Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya".

قال: وكان إذا بعث سرية أو جيشا ، بعثهم أول النهار . وكان صخر رجلا تاجرا ، وكان إذا بعث تجارة بعثها أول النهار ، فأثرى وكثر ماله . رواه أبو داود والترمذي .

Perawi hadits ini menambahkan: "Adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam, jika mengutus pasukan atau pengintai, beliau mengirim mereka di awal siang (waktu pagi). Adalah Shakhr bin Wada'ah seorang pedagang sukses. Beliau selalu mengirim kafilah dagangnya di waktu pagi, karenanya ia menjadi kaya dan melimpah hartanya". (Riwayat Abu Daud dan Al Tirmidzi, hasan).

Nah, terkait tidur pagi tersebut, Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

ومن المكروه عندهم : النوم بين صلاة الصبح وطلوع الشمس ؛ فإنه وقت غنيمة ، وللسير ذلك الوقت عند السالكين مزية عظيمة ، حتى لو ساروا طول ليلهم لم يسمحوا بالقعود عن السير ذلك الوقت حتى تطلع الشمس ؛ فإنه أول النهار ، ومفتاحه ، ووقت نزول الأرزاق ، وحصول القسم ، وحلول البركة

"Menurut para salaf, diantara perkara yang dibenci adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghanimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang salih. Hingga kendati mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena pagi adalah awal hari, turunnya rezki dan pembagian, serta datangnya keberkahan.” (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin, 1/459, Maktabah Syamilah).

Alhamdulillah, Malaysia Haramkan Syi'ah


By: Nandang Burhanudin

Malaysia kini tak main-main lagi dengan Syi'ah.

1. Memutus sepihak segala bentuk kerjasama budaya dengan Iran dan ajaran Syi'ah di seluruh dunia.

2. Melarang WN Malaysia melakukan travelling ke Iran.

3. Menghentikan total kontrak untuk setiap dosen dan pendidik Syi'ah, mendeportasi seluruhnya sesegera mungkin.

4. Setiap kumpulan Syi'ah atau pengajian mereka dengan dalih menghidupkan ajaran Syi'ah dianggap perlawanan politik OTB, pelakunya diancam penjara seumur hidup.

5. Merobohkan seluruh bangunan Husainiyah, meratakannya dengan tanah, menyita seluruh assetnya, melarang setiap kegiatan donasi apapun.

Berikut videonya: https://www.youtube.com/watch?v=A4YOHgGos5U&feature=youtu.be