Aktivis kemanusiaan Indonesia di Gaza Abdullah Onim menilai pengibaran bendera Palestina di markas besar Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) belum berdampak pada perbaikan nasib warga Palestina yang puluhan tahun dibatasi oleh kungkungan negara Israel.
"Intinya pengibaran tidak mengurangi derita mereka atau tidak mewakili rakyat Palestina. Itu pencitraan di atas penderitaan," terang Onim yang menikah dengan muslimah Palestina ini, Kamis (1/10).
Kondisi penuh keterbatasan itu ia lihat sendiri ketika kemarin ia berkunjung ke wilayah Gaza timur. Kehidupan masyarakat disana, ujarnya, tergolong fakir. Mereka pun kerap berebut air minum.
"Saat ini mereka tidak butuh pengibaran bendera, juga tidak butuh pengakuan. Akan tetapi sangat membutuhkan sebuah sikap tegas agar mereka bebas dari kefakiran," urai Onim seperti dilansir ROL.
Onim yang juga menjabat sebagai Ketua Daarul QuMaka, ia bersama lembaga filantropi seperti Medical Emergency Rescue Commitusantara Cabang Gaza berupaya memenuhi distribusi bantuan sembako dan air minum untuk warga Gaza.
Melalui fanpage di facebook, Onim menyebut pengibaran bendera Palestina di PBB tidak ada kaitan sama sekali dengan kondisi keamanan di Palestina. Palestina masih tetap dijajah/belum merdeka. Buktinya di saat bersamaan pengibaran bendera Palestina di PBB ratusan warga Yahudi Israel merangsek masuk ke dalam lokasi Masjid Alaqsa dan berbuat kekacauan. (Lihat video: https://youtu.be/zabNIMCrIEA)