By: Nandang Burhanudin
Harian The Guardian Inggris memberitakan, ada pangeran keluarga kerajaan generasi ketiga King Saud yang berat hati menyikapi kebijakan Raja Salman. Dalih yang didengungkan adalah: 1. Harga minyak yang rendah; 2. Perang Yaman; 3. Manajemen Ibadah haji; 4. Konflik di internal pangeran-pangeran muda Saudi Arabia.
Menurut sang pangeran, Raja Salman telah mengantarkan Saudi Arabia ke dalam kondisi "instabilitas". Oleh karena itu, ia menuntut untuk segera melakukan reformasi kekuasaan, mengganti Raja dan Putera Mahkota.
Teringat saat 100 hari pertama Mursi berkuasa. Media-media asing justru sudah mendapatkan bocoran, operasi mengkudeta Mursi tengah dilancarkan. Isu yang pertama kali dituduhkan adalah:
1. Ikhwanisasi kekuasaaan, padahal dari sekian jumlah gubernur hanya 3 yang murni anggota Ikhwan. Rektor-rektor universitas tidak ada yang diganti. Jatah menteri yang Ikhwan hanya 2 orang.
2. Kondisi ekonomi dalam negeri. Suplai BBM, listrik, gas tersendat. Demikian juga dengan sembako. Padahal ketahuan di kemudian hari, semua barang itu ditimbun pihak militer yang berkolaborasi dengan pengusaha dan mafia Islamphobia.
3. Mursi membangun poros Islam untuk membangun Gaza. Maka tuduhan yang terjadi terhadap Mursi adalah, menjadi agen mata-mata HAMAS dan Qatar. Sebab Mursi sukses membangkitkan spirit Sunni yang dinyatakan dalam industri alutsista, swasembada pangan, dan kemandirian obat-obatan.
Hampir mirip dengan isu yang digulirkan di Saudi Arabia. Tragedi Mina menjadi momentum awal untuk menyerang Raja Salman. Kedekatannya dengan HAMAS dan IM menjadi senjata empuk. Raja Salman tidak boleh lengah. Tidak boleh pula terlalu percaya kepada staff-staff "bayaran" yang berperan ganda. Selain memohon petunjuk Allah Ta'ala. Raja Salman harus memainkan politik "cerdik aktif nyelisik". Cerdik, tidak mengedepankan emosional. Aktif melakukan lobi internasional memanfaatkan isu HAM. Plus nyelisik, terukur dan prioritaskan yang penting dan yang genting.
Kita berdoa, Allah karuniakan istiqomah kepada 3 pemimpin umat Islam di Turki, Saudi Arabia, dan Qatar. Semoga negara-negara Muslim lainnya seperti Malasyia, Indonesia, Bangladesh, Mesir, Pakistan dijauhkan dari iblis kaum liberal-syiah-komunis dan kaum skeptis di kalangan umat Islam sendiri. Wallahu A'lam.