Di berbagai belahan dunia tumbuh dan berkembang kepercayaan, mitos, dan legenda yang secara turun temurun dipercayai dan mendarah daging. Meski sudah hidup pada tatanan masyarakat modern, kepercayaan tahayul ini tetap eksis bahkan berkembang dan merasuk ke dalam banyak segi kehidupan masyarakatnya. Seperti mitos angka 13 yang dianggap sebagai angka pembawa sial dan masih dipercayai hingga saat ini.
Seperti negara China yang tidak memiliki lantai ke-13 pada setiap gedung yang dibangun. Alasannya, angka ini tidak membawa hoki dan justru membawa bencana. Di Barat, angka 13 juga dianggap angka sial dan membawa keburukan. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya yang memiliki kepercayaan serupa. Namun tidak demikian dengan Agama Islam yang menganggap 13 tidak ubahnya seperti angka-angka lainnya. Justru angka ini menjadi jalan untuk menuju surga. Bagaimana bisa?
Allah SWT memilih angka 13 sebagai jumlah rukun dalam salat. Ibadah ini merupakan tiang agama yang menjadi pondasi dasar kokohnya agama Islam. Kekohoan tersebut dibangun berdasarkan 13 rukun yang dijalankan untuk mencapai pondasi yang kuat. Lantas, masih pantas kah umat islam percaya dengan mitos dan tahayul yang berkembang terhadap angka ini. Berikut ini 13 rukun salat yang menjadi rahasia menuju surga.
1. Niat
2. Takbiiratul-ihraam,
3. Membaca Al-Fatihah
4. Ruku’
5. I’tidal atau Berdiri tegak setelah ruku’
6. Sujud dengan tujuh anggota tubuh
7. Duduk di antara dua sujud
8. Thuma’ninah dalam semua amalan shalat
9. Tertib urutan untuk tiap rukun yang dikerjakan
10. Tasyahhud Akhir
11. Duduk Tasyahhud Akhir
12. Shalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
13. Dua Kali Salam
Sikap umat islam terhadap tahayul keramat angka 13
1. Semua angka adalah sama, Allah SWT tidak melebih-lebihkan dan juga tidak mengurang-ngurangi setiap hikmah dalam angka-angka tersebut. Terlebih membuatnya sebagai angka sial untuk umat manusia. Karena sejatinya yang dari Allah SWT itu adalah baik, sedangkan yang buruk datangnya dari manusia. Seperti firman Allah SWT dalam surah Yunus: 107
“Jika Allah menimpakan kepadamu kemudaratan maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan bila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang dapat menolak keutamaan-Nya.” (Yunus: 107)
2. Jangan percaya bahwa angka 13 membawa sial. Yang demikian itu disebabkan kebodohan dan kedunguan akal mereka mengait-ngaitkan peristiwa kesialan yang mereka alami dengan angka-angka.
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial dengan sesuatu), tidak ada kesialan dengan keberadaan burung hantu dan tidak ada pula kesialan bulan Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Doktrin 13 sebagai angka sial bisa saja menjadi upaya untuk menciptakan sugesti negatif yang melemahkan keimanan kita. Seburuk-buruknya kaum ialah yang mengikuti paham tertentu sementara tidak sebenar mendalaminya secara bijaksana.
4. Angka 13 merupakan angka baik karena menjadi jumlah rukun salat agama Islam. Dimana setiap rukun-rukun yang dikerjakan, bisa menjadi pembuka pintu surga.
Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah keimanan kita, serta membebaskan belenggu terhadap doktrin tentang angka 13 yang tidak berdasar selama ini. Sehingga kita menjadi kaum yang cerdas dengan selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadist. Terimakasih sudah membaca.
Seperti negara China yang tidak memiliki lantai ke-13 pada setiap gedung yang dibangun. Alasannya, angka ini tidak membawa hoki dan justru membawa bencana. Di Barat, angka 13 juga dianggap angka sial dan membawa keburukan. Demikian pula di berbagai belahan dunia lainnya yang memiliki kepercayaan serupa. Namun tidak demikian dengan Agama Islam yang menganggap 13 tidak ubahnya seperti angka-angka lainnya. Justru angka ini menjadi jalan untuk menuju surga. Bagaimana bisa?
Allah SWT memilih angka 13 sebagai jumlah rukun dalam salat. Ibadah ini merupakan tiang agama yang menjadi pondasi dasar kokohnya agama Islam. Kekohoan tersebut dibangun berdasarkan 13 rukun yang dijalankan untuk mencapai pondasi yang kuat. Lantas, masih pantas kah umat islam percaya dengan mitos dan tahayul yang berkembang terhadap angka ini. Berikut ini 13 rukun salat yang menjadi rahasia menuju surga.
1. Niat
2. Takbiiratul-ihraam,
3. Membaca Al-Fatihah
4. Ruku’
5. I’tidal atau Berdiri tegak setelah ruku’
6. Sujud dengan tujuh anggota tubuh
7. Duduk di antara dua sujud
8. Thuma’ninah dalam semua amalan shalat
9. Tertib urutan untuk tiap rukun yang dikerjakan
10. Tasyahhud Akhir
11. Duduk Tasyahhud Akhir
12. Shalawat atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
13. Dua Kali Salam
Sikap umat islam terhadap tahayul keramat angka 13
1. Semua angka adalah sama, Allah SWT tidak melebih-lebihkan dan juga tidak mengurang-ngurangi setiap hikmah dalam angka-angka tersebut. Terlebih membuatnya sebagai angka sial untuk umat manusia. Karena sejatinya yang dari Allah SWT itu adalah baik, sedangkan yang buruk datangnya dari manusia. Seperti firman Allah SWT dalam surah Yunus: 107
“Jika Allah menimpakan kepadamu kemudaratan maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia dan bila Dia menghendaki kebaikan bagimu maka tidak ada yang dapat menolak keutamaan-Nya.” (Yunus: 107)
2. Jangan percaya bahwa angka 13 membawa sial. Yang demikian itu disebabkan kebodohan dan kedunguan akal mereka mengait-ngaitkan peristiwa kesialan yang mereka alami dengan angka-angka.
“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial dengan sesuatu), tidak ada kesialan dengan keberadaan burung hantu dan tidak ada pula kesialan bulan Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Doktrin 13 sebagai angka sial bisa saja menjadi upaya untuk menciptakan sugesti negatif yang melemahkan keimanan kita. Seburuk-buruknya kaum ialah yang mengikuti paham tertentu sementara tidak sebenar mendalaminya secara bijaksana.
4. Angka 13 merupakan angka baik karena menjadi jumlah rukun salat agama Islam. Dimana setiap rukun-rukun yang dikerjakan, bisa menjadi pembuka pintu surga.
Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah keimanan kita, serta membebaskan belenggu terhadap doktrin tentang angka 13 yang tidak berdasar selama ini. Sehingga kita menjadi kaum yang cerdas dengan selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadist. Terimakasih sudah membaca.