Menurut penuturan penulis Kejadian 27-30, diceritakan bahwa Yakub mengikuti skenario ibunya (Ribka) dalam merampas dengan tipudaya atas berkat dari Ishak untuk Esau. Setelah itu, ia menjadi ketakutan, yang kemudian juga atas anjuran ibunya, ia melarikan diri ke Haran untuk menemui Laban saudara Ribka.
Singkat cerita, ia bertemu Laban, menjadi menantunya atas dua anaknya kakak beradik yaitu Lea dan Rahel. Dua budak/ pelayan istrinya, yaitu Bilha dan Zilpa juga kemudian menjadi istrinya. Dari keempat istri itulah terlahir 12 orang anak Yakub, cikal bakal bani Israel.
Seiring waktu selama 20 tahun, terjadilah perselisihan antara mertua dan menantu, yang berakhir dengan Yakub bersama istri-istri dan anak-anaknya melarikan diri setelah mengelabuhi mertuanya, untuk kembali ke tempat kelahirannya (Kejadian 31:20).
Setelah menempuh perjalanan jauh, diceritakan bahwa di suatu tempat (Pniel) ia bergulat sepanjang malam dengan seseorang (malaikat: Hosea 12:3), sampai fajar menyingsing, kemudian ia mendapat berkat, dan namanya harus diganti menjadi Israel (Kejadian 32:24-32).
Nah, kenapa nama Yakub menjadi Israel?
Sebutan “Yakub” dalam bahasa Ibrani: YA’AQOV berarti ia lahir sambil memegang tumit (yaitu tumit Esau, kakak kembarnya, Kejadian 25:26). Kata memegang tumit (AQOV), bermakna dalam Kejadian 27:36 sebagai merampas, dan lebih lanjut diantikan sebagai menipu, yaitu menipu saudaranya seperti ditegaskan dalam Hosea 12:3: Di dalam kandungan ia menipu saudaranya, dan dalam kegagahan ia bergumul dengan Allah.
Mengingat kisah perjalanan hidupnya sampai tahap ini menurut penuturan yang ditulis oleh penulis Bibel dalam hal ini adalah sesuai dengan arti namanya, jadi memang tepat bahwa Yakub adalah “Yakub”.
Adapun dalam Kejadian 32:28 disebutkan bahwa ia harus berganti nama menjadi Israel setelah menang bergumul dengan Allah dan dengan manusia, ya.. ia memang telah menang, tapi menang sebatas mendapat berkat pada saat itu saja, dan masih sangat panjang perjalanan hidup yang harus ditempuhnya, yang harus dimenangkannya.
Hal ini berarti bahwa perubahan makna bergumul dengan malaikat Allah (secara fisik, dengan adanya kata dia (Yakub) menjadi pincang/ terpelecok pangkal pahanya, Kej. 32:31) menjadi secara alegori/ majas/ kiasan: bergumul dengan Allah, adalah lebih mengarah kepada anjuran baginya (dan bagi siapapun) untuk selalu melakukan pergumulan batin.
Pergumulan batin untuk selalu mencari kebenaran, untuk tetap didalam kebenaran, untuk selalu hidup di jalan Allah, yang dalam hal ini sangat sesuai bagi Yakub dan bagi siapapun dan sangat tepat bila Yakub disuruh mengganti namanya menjadi Israel.
Sangat tepat bila Yakub harus mengganti namanya menjadi Israel, yang berarti sebagai anjuran baginya untuk selalu mencari kebenaran, untuk tetap didalam kebenaran, untuk selalu hidup di jalan Allah.
“Israel” (Ibrani) = Iisrot (bergumul) dan El (Allah)
“Israil” (Arab) = Isra (berjalan) dan Il (Allah)
Sangat tepat antara arti nama “Yakub”, kisah perjalanan hidupnya, dan nama baru yang harus disandangnya.
Sangat tepat bila makna kata “Israel” berarti suatu anjuran, himbauan, dorongan agar selalu berjalan mendekat kepada Allah, selalu ada pada jalan Allah, bergumul dengan Allah, sehingga Allah yang Maha Mendengar berkenan “isma” (mendengar), dalam arti Allah berkenan mengabulkan doanya, memberi kemenangan atau berkat, memperoleh kebahagiaan/ keselamatan hidup di dunia dan terlebih di akhirat.
Isra dengan EL, supaya EL berkenan Isma
Dan mau tak mau, kata “Israel” memang sangat dekat hubungannya dengan kata “Ismael”, baik dalam tulisan maupun ucapan, demikian juga dua tokoh pemilik nama tersebut, yaitu sama sebagai keturunan Abraham.
Atau.. bahkan penggantian nama Yakub menjadi Israel juga sebagai suatu isyarat kepada Yakub mengenai keturunannya, bani Israel, dalam hubungannya dengan bani Ismael?
Mungkin sekali!