mui.or.id |
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Natsir Zubaidi mengecam rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin meminta maaf kepada Partai Komunis Indonesia (PKI).
Menurut Natsir, apabila Jokowi tetap melanjutkan rencana tersebut, maka tindakannya adalah kemunduran bagi harkat dan martabat Indonesia yang telah dikoyak PKI di masa lalu.
"Saya ingat pesan Soekarno, pilih PKI musuh atau pilih Soekarno-Hatta sebagai Indonesia, dan rakyat memilih Soekarno-Hatta. Kiai-kiai kita tahun 1965 di beberapa wilayah banyak dibunuh," terangnya saat menghadiri deklarasi Majelis Pemuda Islam Indonesia di Kantor MUI Jakarta Pusat, Jumat (21/8/2015).
Natsir menuturkan, sikap Presiden yang demikian tentu menambah rentetan kekecewaan rakyat kepada PKI dengan berbagai teror dan pembantaian kepada orang-orang penting di Indonesia.
"Itu adalah arus balik dari kekecewaan rakyat atas sikap PKI yang dengan keji membantai orang-orang penting di Indonesia, banyak media yang memutar fakta dan kata soal itu, kita harus waspada," terangnya.
Natsir menegaskan, untuk menanggulangi kembalinya paham dan juga pengaruh PKI itu, maka pemuda Indonesia harus gencar menggelar aktivitas dan melanjutkan tradisi luhur bangsa yang arif dan beradab.
"Anak-anak muda harus kembali pada wajib militer untuk menjamin keutuhan NKRI, kalau sudah banyak dijungkirbalikkan maka kesadaran kita harus ditumbuhkan. Kita saat ini dilanda perang tanpa pelaku, siapa dalang kebakaran, siapa dalang mogok jual daging, saya hawatir itu hanya permainan antek PKI yang tersisa," tandasnya.
OKZ