Oleh Ust. Budi Hidayat
Saya merasa beruntung bisa menghadiri undangan workshop dari Kemenkop dua hari yang lalu (20/8). Apalagi bisa mendengarkan pengalaman hidup salah satu peserta: Mas Mardi Soemitro, pengusaha fitness Hawa Gym, dengan ratusan karyawan sebagai anak buahnya.
Hawa Gym sekarang ini sedang proses membangun 44 cabang Fitness di Bali. Dan karena perkembangan bisnisnya yang semakin maju, rencananya akan didaftarkan sebagai salah satu perusahaan franchise.
Mas Mitro, sosoknya kecil, dahinya hitam, low profile, tapi jika berbicara penuh energi. Saat presentasi, beliau tidak ragu menunjukkan kebanggaan filosofi perusahaannya yang bernafaskan Islam. Padahal pesertanya heterogen.
Bisnisnya unik: Fitness khusus wanita. Di depan bangunan ditulis "laki-laki dilarang masuk". Konon selain miliknya, fitness wanita ini hanya ada 2 di dunia. Satu di Amerika dan satunya lagi di Australia.
Dalam perbincangan santai, saya berkomentar "Ini Fitness Syariah, ya Mas ?".
Mas Mitro tersenyum, "Idenya seperti itu, tapi kita komunikasikan dengan kemasan yang lebih universal."
Dalam sesi presentasi, beliau mengawali dengan cerita masa kecilnya. Sebagai keluarga miskin, beliau sempat tidak bisa melanjutkan SMP karena kurang biaya. Tapi dengan penuh perjuangan keluarganya tetap berusaha agar dia bisa terus melanjutkan pendidikan.
Saat mahasiswa beliau berusaha mencari uang dengan door to door, mengetuk rumah satu per satu, menawarkan alat fitness dan jasa service alat-alat fitness ke rumah-rumah.
Kemudian bisnisnya dikembangkan dengan membuka bisnis fitness. Diberi nama Master Fitness. Tempat fitness untuk umum. Baik pria maupun wanita.
Saat pertama kali menyewa bangunan, Mas Mitro hanya mampu membayar setengahnya. Beliau mencoba lobby pemilik gedung agar mau dibayar dalam 2 termin. Pemilik gedung menolak mentah-mentah. Namun karena kegigihan Mas Mitro meyakinkan pemilik, setelah 3 kali ditolak, akhirnya sang pemilik luluh.
Dari hanya satu tempat, bisnisnya bertambah sampai punya 4 cabang. Tapi kemudian bisnisnya tidak berkembang lagi. Lesu. Peserta tidak bertambah. Bahkan banyak yang pindah jika ada tempat fitness baru, agar bisa mendapat alat yang baru.
Mas Mitro bercerita, untuk mencari solusi masalah bisnisnya, beliau lakukan dengan mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Beliau banyak berzikir untuk mendapat petunjuk Sang Pemberi Rizqi. Dan akhirnya petunjuk itu datang. Bahkan dengan namanya sekaligus: Hawa Gym - Fitness khusus wanita. Tidak ada ikhtilath. (Hawa, kaum hawa, kaum wanita)
Ternyata konsep Fitness khusus wanita ini mendapat sambutan luar biasa di Bali. Mas Mitro sampai bisa membuka 25 Cabang. Sekarang ini sedang proses menjadi 44 Cabang. Bahkan untuk memajukan perusahaannya beliau menyewa konsultan dan mengangkat GM baru yang bertugas mengembangkan Hawa Gym agar punya cabang di seluruh kota di Indonesia. Target pertamanya 1000 cabang dengan cara di franchising-kan.
Ternyata konsep syariah, tidak bercampurnya laki dan perempuan membawa berkah bagi bisnis Mas Mardi Soemitro. Konsepnya adalah tidak ikhtilath (campur laki-perempuan), dan mengurangi kemudharatan dari bercampurnya laki-laki dan perempuan. Dan saat dibuat riset sederhana, banyak wanita yang risih datang ke tempat fitness yang bercampur laki dan perempuan.
Semangat Mas Mitro bangkit dari kemiskinan harus ditiru oleh para pemuda. Beliau tidak malu-malu mengetuk dari rumah ke rumah. Dan terus memutar otak untuk mengembangkan bisnisnya.
Para Pemuda -dan juga Pemudi- jangan hanya bangga sekarang punya hidup penuh hura-hura tapi kemudian bingung saat lulus mau cari kerja. Apalagi yang dibanggakan masih fasilitas orangtua.
"Laisal fataa man yaquulu hadza abii, walaakinal fataa man yaquulu ha anaa dza" (Bukanlah seorang pemuda yang mengatakan 'Ini Bapakku', tetapi yang dikatakan pemuda adalah mereka yang mengatakan 'Inilah Aku'...)
Mas Mardi Soemitro sekarang ini dinobatkan sebagai ketua JPMI (Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia ) cabang Bali, dan saat ini tinggal di Panjer Denpasar Bali.
Semoga lebih banyak lagi lahir pengusaha Muslim sukses di Indonesia. Aamiin.