"Cita-cita saya sejak kelas 4 SD akhirnya terkabul hari ini, yaitu bertemu dengan Pak Habibie dan duduk dekat dengan beliau," ujar Warsito.
Bernama lengkap Warsito Purwo Taruno, hari ini, Kamis (20/8) ia berdiri dengan gagah di atas podium di aula gedung BPPT, Jakarta Pusat untuk memberi kata sambutan. Ia berhasil meraih penghargaan Bacharudin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) 2015.
Saat berpidato Warsito sempat sedikit mencurahkan isi hatinya yang ternyata ia adalah penggemar sosok BJ Habibie, mantan Presiden RI ke-3.
Ia mengaku, sejak kecil sudah terobsesi dengan dua orang, yaitu Habibie dan Einstein. Dari situ, ia menumbuhkan niat untuk membuat sebuah inovasi baru yang bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Pria kelahiran 15 Mei 1957 itu bercerita bahwa ia melalui perjalanan panjang dari tahun 1986 untuk bisa akhirnya mengembangkan teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT).
"Dua bulan lalu, saya sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Frankfurt, Jerman. Di pesawat, saya menonton film Habibie-Ainun," kisahnya. "Entah itu sebuah petunjuk, yang jelas tak lama setelahnya, saya ditelfon BPPT soal award ini," katanya lagi sambil berkelakar.
Ia juga menyebutkan, Habibie akan selalu jadi sumber inovasi dan motivasi anak bangsa dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Saya kagum bagaimana beliau mencintai Indonesia. Pengembangan teknologi itu tak mudah, apalagi jika mau sejajar dengan negara maju lain. Namun, dari Habibie menunjukan bahwa jika kita mau belajar dan berusaha, apapun pasti mungkin terwujud," kata profesor lulusan Ohio State University, Amerika Serikat itu.
Dikembangkan selama 20 tahun, ECVT adalah sebuah sistem pemindai berbasis medan listrik statis yang diaplikasikan di dunia industri dan medis.
Secara singkat, konsep ECVT menggunakan pemindaian terbuka sehingga obyek tidak harus diletakkan di ruang tertutup, bisa diletakkan di mana saja, tidak harus seluruhnya dikelilingi sensor.
Konsep scanning terbuka ini kemudian dimanfaatkan untuk memindai kanker payudara dan mendeteksi otak manusia. ECVT dikemas ke dalam bentuk helm untuk bagian kepala dan cup untuk kanker payudara.
Sumber: CNN Indonesia