“Aku tak perduli jika kamu menikahi pengedar obat terlarang, asal jangan menikah dengan seorang muslim.” Perintah itu disampaikan seorang ibu kepada gadis 17 tahun asal Australia.
Gadis itu adalah Susan Carland. Ucapan sang ibu justru membuatnya penasaran. Pada tahun baru, Susan membuat revolusi. Menginvestigasi semua agama yang ada.
Tentu saja. Islam sama sekali tak masuk dalam prioritas Carland. “Agama itu penuh kekerasan, sexist, dan asing,” ujar Carland kala itu.
Suatu malam, ibu Carland memasak daging babi sebagai makan malam. Momen keluarga ini menjadi saat bagi sang ibu mengetahui agama baru Carland.
“Ibu memeluk saya, namun dia menangis,” katanya seperti dikutip laman onislam.net, Minggu, 19 April 2015. Beberapa hari kemudian Carland memutuskan mengenakan hijab.
Keputusan Carland ini bagai petir di siang bolong bagi sang Ibu. Hampir selama 8 tahun terjadi jurang pemisah Carland dan ibunya. Meski hubungan mereka masih berlangsung baik,
Carland gadis yang diperintah tak menikahi pria muslim justru menemukan hidayah dalam Islam. Baginya, Islam memandang intelektual sebagai bagian yang terpisahkan antara pikiran, jiwa dan raga seperti agama yang dianut sebelumnya.
Bagi Carland keputusannya memeluk Islam dikarenakan dirinya menemukan kemurnian Tuhan yang kemudian membawanya pada hidayah.
“Tanpa diragukan, orang-orang paling menginspirasi dan baik yang pernah saya temui selama ini ada pada diri orang muslim,” ujarnya. [Renungkanlah.com /Dream]
