Warga Gaza Palestina ikut meriahkan Dirgahayu RI ke 70, Senin 17 Agustus 2015. Acara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70 di Gaza berlangsung meriah.
Anak-anak Gaza baik pria maupun wanita yang tergabung dalam santri Yayasan Daarul Qur'an Nusantara, mereka memadati pelatan dan teras Geduang Graha Daarul Qur'an Indonesia Cabang Jalur Gaza Palestina dalam rangka ikut memeriahkan Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70.
Anak-anak Gaza ini membnetangkan spanduk ucapan selamat Hari Kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indoensia.
"Happy Independence Day For All Indonesia From Gaza Palestine.
We Will Soon Be Free Of Colonies, It's Decent People of Indoensia. God's Will. Amin."
We Will Soon Be Free Of Colonies, It's Decent People of Indoensia. God's Will. Amin."
(Selamat Hari Kemerdekaan Untuk Indonesia dari Gaza Palestina. Dalam waktu yang tidak lama kami akan tebebas dari penjajah dan meraih kemenangan layaknya rakyat Indonesia, dengan ijin Allah SWT. Amin.)
Demikian bunyi spanduknya. Bendera merah putih pun berkibar berdampingan dengan bendera Palestina.
Pada acara ini hadir para Ulama Gaza. Pada kata sambutan Syeikh Abu Hudaifah, salah satu ulama yang tergabung dalam Ikatan Ulama Palestina di Gaza, menegaskan bahwa:
"Kemerdekaan yang diraih oleh rakyat Indonesia pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 adalah murni atas ijin dan pertolongan Allah SWT dibarengi dengan usaha pembelaan dan perlawanan yang dilakukan oleh para pejuang yang cinta tanah air Indonesia, seperti yang telah rakyat Palestina alami yaitu Intifadah pertama dengan berbekal batu dan takbir, akan tetapi hingga kini tanah Palestina masih dijajah oleh kolonilisme Zionis Israel, kami tidak putus asa karena kami sangat yakin bahwa satu saat dan tidak lama lagi kami akan merebut kemenangan yang hakiki seperti kemenagan yang diraih oleh bangsa Indonesia, kami akan memperjuangkan tanah Palestina seperti semangat juangnya pejuang Indonesia untuk meraih tanah air Indonesia, dan tujuan utama kami adalah membebaskan Masjid Al-Aqsa Almubarok, tentu dengan ijin Allah SWT, amin." Tegas Syeikh Abu Hudaifah dihadapan ratusan santri dan para pengajar.
Acara ditutup dengan doa bersama, diawali dengan ucapan selamat kepada rakyat Indonesia alias tahniah atas kemenangan yang telah diraih kini berusia 70 tahun, dilanjutkan dengan mendoakan rakyat Indonesia agar selalu dalam karunia dan ridho Allah swt, damai dan tentram, serta mendoakan para pejuang fi sabilillah lil masjid Alaqsa dan Palestina.
Usai acara, seperti kebiasaan di Palestina saat hari berbahagia adalah membagikan manisan atau halawiyat kepada para hadirin, diakhiri dengan foto bersama sembari memegang poster yang bertuliskan "Happy Independence Day for All Indonesia".
"Tadinya rencana kami akan mengadakan acara 17an seperti lomba panjat pinang, lomba hafal Alqur'an, lomba tarik tambang, lari karung serta gigit kerupuk akan tetapi waktunya sangat mepet, cari properti juga butuh waktu, ya sekedar menghadirkan nuansa 17an di Gaza yang masih diblokade zionis Israel, agar anak-anak Gaza bisa terhibur," ujar Abdullah Onim, relawan Indonesia yang menikah dengan akhwat Gaza dan sekarang menetap disana.
Begitulah mulianya warga Gaza, bahwa rakyat Palestina tidak pernah menagih hutang budi, akan tetapi senantiasa mendoakan rakyat Indonesia khususnya bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke 70.
Sejarah mencatat, setahun sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Mufti Palestina saat itu Syekh Muhammad Amin Al-Husaini melalui siaran radio sudah mengucapkan selamat atas kemerdekaan Indonesia.
Muhammad Zein Hassan, Lc, Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, dalam bukunya "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" (halaman 40), menuliskan:
"..pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan 'ucapan selamat' mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebarluaskan, bahkan harian "Al-Ahram" yang terkenal telitinya juga menyiarkan."
Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai Mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia yang datang ke Kairo Mesir dan memberikan dukungan penuh.
Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini. Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI.
Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia, Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang Pemimpin dan saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia ..."
Sekali lagi:
"Happy Independence Day For All Indonesia From Gaza Palestine.
We Will Soon Be Free Of Colonies, It's Decent People of Indoensia. God's Will. Amin."
We Will Soon Be Free Of Colonies, It's Decent People of Indoensia. God's Will. Amin."