×

Ada Apa Dengan Kubah Hijau Masjid Nabawi ? TONJOLAN nya merupakan MAYAT yang diabadikan ?


Berdiri Megah di Kota Madinah. Kubah Hijau Masjid Nabawi.

Kebohongan Tentang Mayat di Atas Kubah Hijau Masjid Nabawi

Beberapa waktu lalu sempat beredar luas di dunia maya berita hoax tentang adanya mayat yang menempel di kubah hijau masjid Nabawi dengan bebeberapa versi. Intinya ada mayat yang menempel di kubah tersebut dan sama sekali tidak bisa dilepaskan sampai ahirnya mayat tersebut dibuatkan penutup dan dibiarkan ditempatnya menempel. di atas kubah hijau masjid Nabawi memang ada benda menonjol yang diikat dengan tali bila sekilas pandang memang akan terlihat layaknya sesuatu yang ditutupi.

Tapi sebenarnya benda tersebut adalah sebuah jendela yang ditambahkan kemudian untuk menutup ventilasi atau celah atau jendela permanen yang dipasang di kubah tersebut. Seluruh ruang dibawah kubah hijau ini dikemudian hari ditutup permanen tanpa pintu dan jendela karenanya ventilasi di kubah inipun tidak diperlukan lagi dan kemudian ditutup.

Titik kecil yang di ikat dengan tali di atas kubah hijau ini sempat menjadi isue sebagai kuburan seseorang yang di sambar petir dan mayatnya menempel disana tidak bisa dilepaskan dan ahirnya ditutup dan di ikat dengan tali. aslinya benda ini adalah penutup permanen bagi jendela yang dulunya sengaja dibuat sebagai ventilasi di kubah ini.
Ukuran jendela tersebut juga terlalu kecil untuk ukuran tubuh orang dewasa yang sedang berbaring. Dan tentu saja tidak akan cukup untuk menampung “mayat’ yang katanya mati tersambar petir karena berniat menghancurkan kubah hijau tersebut. Ada beberapa orang yang sudah mengunggah berita tersebut di youtube dan ada beberapa orang juga yang kemudian mengunggah bantahannya.

Saudi Arabia, Wahabi dan Peran Ulama Indonesia

Seiring dengan runtuhnya kekhlaifahan Islam Usmaniyah yang berpusat di Istambull Turki di tahun 1923, semenanjung Arabia terpecah menjadi dua wilayah kekuasaan besar. Hejaz dan Najd. Tahun 1921 Ibnu Saud memproklamirkan dirinya sebagai Sultan Najd. Tahun 1924-25 beliau menaklukkan Hejaz dan pada tanggal 10 Januari 1926 memproklamirkan diri sebagai Raja Hejaz menyusul setahun kemudian menambahkan gelar-nya sebagai Raja Najd. Dengan sendirinya keseluruhan wilayah Najd dan Hejaz Berada di bawah kekuasaan beliau yang dikemudian pada tanggal 23 September 1932 memproklamirkan berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dengan Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Sa'ud sebagai raja pertamanya.

Denah penampang melintang kubah hijau Masjid Nabawi ini akan memberikan gambaran letak jendela di atas kubahnya yang di isue-kan sebagai kuburan itu.
Ibnu Saud naik ke puncak kekuasaan dengan dukungan penuh dari gerakan wahabi dibawah pimpinan Muhammad bin Abdul Wahab. Gerakan Wahabi ini yang kemudian menghancurkan seluruh makam dan situs sejarah yang di Mekah dan Madinah untuk menghindari khurafat. Turut dihancurkan semua makam para syuhada yang ada di pemakaman Jannatul Baqi termasuk makam khalifah Usman Bin Affan.

Pemerintah Saudi Arabia pada ahirnya tetap mempertahankan kubah hijau tersebut berikut makam Nabi dan dua Sahabat yang berada di dalam rumah Aisyah di bawah kubah tersebut. Meski hingga kini tak jelas latar belakang dari kaum Wahabi mengurungkan niat menghancurkan Kubah Hijau berikut Makam Nabi dan dua Sahabat Beliau dibawah kubah tersebut. Dalam perjalanan sejarah, Ulama Indonesia turut berperan dalam hal itu.

KH. Wahab Hasbullah
Lahir keprihatinan atas apa yang terjadi di semenanjung Arabia, ulama ditanah air yang ketika itu masih dibawah penjajahan Belanda membentuk komite Hejaz atas gagasan KH. Abdul Wahab Hasbullah. Komite yang awalnya dibentuk untuk mewakili muslim dan ulama Indonesia dalam pertemuan ummat Islam sedunia yang di gagas oleh Ibnu Saud di kota Mekah tahun 1926.

Komite Hejaz ini yang kemudian bermetamarfosis menadi Jamiatul Nahdhatul Ulama (NU Pada tanggal 31 Januari 1926. KH Wahab Hasbullah bersama Syekh Ghonaim al-Misri diutus oleh NU untuk menghadiri konfrensi umat Islam sedunia di Mekah sekaligus untuk menemui Raja Abdul Aziz Ibnu Saud guna menyampaikan pesan dari ummat Islam Indonesia (Hindia Belanda) salah satunya adalah meminta Raja Abdul Aziz untuk memberikan kebebasan bermazhab termasuk juga “penyelamatan makam Rosulullah dari penghancuran”.

Usaha ini direspon baik oleh raja Abdul Aziz. Beberapa hal penting hasil dari Komite Hejaz ini di antaranya adalah, makam Nabi Muhammad dan situs-itus sejarah Islam tidak jadi dibongkar serta dibolehkannya praktik madzhab yang beragam, walaupun belum boleh mengajar dan memimpin di Haramain. Dua utusan ini pulang dengan membawa surat resmi dari raja Abdul Aziz ke Indonesia tertanggal 28 Dzul Hijjah 1347 H./ 13 Juni 1928 M., nomor: 2082.

Dimasa Kekuasaan Saudi Arabia, Masjid Nabawi setidaknya sudah tiga kali mengalami renovasi besar besaran dan tetap memelihara kubah Hijau masjid Nabawi beserta semua yang ada di dalamnya, termasuk juga memperindah dan merawat unit bangunan tersebut. Perluasan Masjid Nabawi dimasa kekuasaan Saudi Arabia dilaksanakan oleh Raja Abdul Aziz di tahun 1951. Menyusul kemudian oleh Raja Faisal tahun 1973 dan terahir oleh Raja Fahd. Saat ini-pun masjid Nabawi sedang dalam proyek perluasan besar besaran untuk kesekian kalinya.


Kabar tak sedap sempat kembali beredar di tahun 2007 lalu ketika Kementerian Urusan Islam Kerajaan Saudi Arabia menerbitkan pamphlet yang turut di paraf oleh Mufti Agung Saudi Arabia, yang menyatakan bahwa kubah hijau masjid Nabawi akan dihancurkan dan tiga makam dibawahnya akan diratakan. Dan lagi lagi selebaran tersebut mendapat kecaman dari ummat Islam dari berbagai penjuru dunia. Jangankan untuk menghancurkan kubah dan makam Rosulullah, rencana pemerintah Saudi untuk menghancurkan masjid masjid bersejarah disekitar Masjid Nabawi dalam upaya menyediakan lahan bagi perluasan Masjid Nabi tersebut-pun mendapatkan kecaman keras dari seantero dunia Islam termasuk dari para sejawan dari berbagai Negara.

Namun demikian, bila mencermati maket masterplan mega proyek perluasan Masjid Nabawi yang disiapkan oleh pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, sangat jelas terlihat, bagian Masjid Nabawi dengan kubah hijaunya masih dipertahankan di sayap timur bangunan super besar yang akan dibangun dalam mega proyek perluasan tersebut. Akankah kubah hijau yang sudah menjadi ikon masjid Nabi tersebut pada ahirnya benar benar dihancurkan berikut makam Baginda Rosulullah dan dua Sahabatnya ? Wallahu A'lam Bishawab.***