KETENANGAN serta keamanan di Tolikara khususnya bagi warga Muslim di sana pasca kerusuhan Idul Fitri lalu sepertinya masih belum bisa terlaksana pada perayaan Idul Adha mendatang. Pasalnya pihak Gereja Injili di Indonesia (GIdI) meminta syarat-syarat tertentu.
Tokoh umat Islam Tolikara, ustadz Ali Muchtar dalam perbincangan kepada Islampos.com Jumat malam lalu menyatakan bahwa Idul Adha di Tolikara masih belum ada jaminan akan berlangsung aman karena pihak Kristen dari Gereja Injili di Indonesia (GIdI) meminta beberapa syarat jika umat Islam Tolikara ingin berlebaran Idul Adha.
“Termasuk mereka juga minta gereja GIdI di Solo yang sempat ditutup oleh umat Islam di sana bisa dibuka kembali,” kata ustadz Ali.
Meski mengaku tidak mengancam, pihak GIdI menyatakan bahwa mereka tidak bisa memberikan jaminan keamanan pada saat perayaan Idul Adha nanti, ustadz Ali menambahkan.
Ustadz Ali Muchtar menyatakan bahwa dirinya datang ke Jakarta bersama dengan sejumlah tokoh agama, pejabat pemerintah dan aparat keamanan sejak beberapa hari yang lalu untuk bertemu Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan guna membahas proses rekonsiliasi dan persiapan Idul Adha di Tolikara.
Pada pertemuan hari Sabtu siang kemarin (5/9/2015) antara tokoh Tolikara dengan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, pihak GIdI kembali menegaskan adanya beberapa persyaratan jika umat Islam ingin merayakan Idul Adha di Tolikara dengan aman.
Kendati demikian, kepada para tokoh Tolikara, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan meminta pihak GIdI menghormati bahwa dalam insiden Tolikara pada Idul Fitri lalu, semua orang yang terlibat sama di mata hukum dan penegakan hukum harus dilaksanakan.[fq/islampos]