×

Pengaruh Ajaran Yahudi Terhadap Umat Islam Dalam Ibadah Dan Keyakinan

ALLAH SWT berfirman (yang artinya), “Tidak akan rela orang Yahudi dan Nashrani kepada engkau (Muhammad) sehingga engkau turuti paham ajaran mereka.”

Dari Abi Sa’id al-Khudry r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda (yang artinya), “Kamu sekalian akan mengikuti jejak orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka masuk ke lubang biawak pun, niscaya kamu menuruti jejaknya.” Kami bertanya, “Ya Rasulullah, orang Yahudi dan Nashranikah?” Jawab Nabi, “Siapa lagi?”






Dari ayat serta hadits di atas jelas bahwa kebanyakan dari umat Islam banyak yang mengikuti ajaran-ajaran Yahudi, walau kebanyakan dari mereka tidak merasa bahwa mereka telah mengikuti ajaran Yahudi tersebut, bahkan sebagiannya menyakini bahwa itu adalah dari ajaran Islam.

Nabi Muhammad saw. melarang keras umatnya mengikuti ajaran Yahudi walaupun hanya dalam bab keduniaan. Sebagai contoh, ketika orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram, maka Nabi saw. menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada tanggal 9 dan 10-nya, atau tanggal 10 dan 11-nya. Ketika Yahudi shalat menghadap Baitul Maqdis, Nabi segera meminta kepada Allah untuk shalat menghadap ke Baitullah di Mekah. Ketika Yahudi memelihara kumis dan mencukur jenggot, Nabi justru memelihara jenggot dan mencukur kumis, dan seterusnya. Nabi saw. selalu berusaha untuk berbeda dengan Yahudi, bahkan sampai dalam masalah memakai sandal.

Sabdanya, “Berbedalah kalian dengan Yahudi, berbedalah kalian dengan Yahudi. Dan barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari kaum itu!”

Maka, di sini akan kami uraikan sebagian dari ajaran-ajaran dari Yahudi yang masuk ke dalam agama Islam.

Membangun Kuburan


Kuburan dibangun ada kalanya berbentuk sebuah gedung berkubah dan mewah dengan kelambu yang berhias, lalu mereka (Yahudi) mengadakan upacara zikir yang kemudian diikuti oleh orang Islam dengan membaca Qur’an, shalawat, dan menyajikan sajian-sajian yang khas dalan kuburan yang mirip gedung itu. Sehingga, kuburan berubah menyerupai sebuah masjid. Seperti masjid Tajmahal, misalnya, adalah kuburan yang dibangun untuk seorang istri raja. Orang-orang jauh pun berdatangan menziarahi kuburan itu untuk meminta berkah, ada kalanya membakar kemenyan atau mereka berthawaf mengelilingi kuburan itu. Sabda Rasulullah saw., “Allah melaknat Yahudi dan Nashrani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid.” (HR Bukhari dan Muslim). Sabdanya pula, “Janganlah kamu shalat di atas kuburan dan jangan duduk di atasnya.” (HR Muslim).

Sebagian umat Islam membangun batu nisan berukir di atas kuburuan dengan tulisan nama dan tanggal kematiannya, dan ada kalanya dilengkapi dengan doa-doa bagi si mayit. Dari Jabir r.a., “Sesungguhnya Nabi saw. melarang melabur putih kuburan atau menuliskan di atasnya ataupun menambah-nambah di atasnya.” (HR Abu Daud).

Sebagian dari orang Yahudi Farsi menuruti upacara jahiliyyah dengan menyembelih kurban di kuburan imamnya, lalu jejaknya itu diikuti oleh sebagian umat Islam sebagai pengantar pahala. Dari Anas r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada sembelihan di kuburan dalam Islam.” (HR Abu Daud).

Menjual Barang Haram


Orang Yahudi telah mengakui keharaman binatang-binatang yang tercantum dalam Taurat, tetapi mereka memakan hasil penjualannya, lalu sebagian umat Islam menuruti jejaknya dengan jual beli barang-barang yang haram. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda, “Allah melaknat orang Yahudi karena diharamkan lemak atas mereka, tetapi mereka menjualnya dan memakan hasil penjualannya. Dan, sesungguhnya jika Allah mengharamkan atas satu kaum suatu barang, maka Dia mengharamkan pula harganya.” (HR Ahmad dan Abu Daud).

Dongeng Israiliyat

Kebanyakan dongeng-dongeng israiliyat dibawa oleh orang Yahudi yang masuk Islam. Dongeng israiliyat itu terbagi menjadi dua: (1) dongeng-dongeng dari luar Bani Israil yang disadur menjadi dongeng Israil, dan (2) dongeng tentang nabi-nabi yang berlebih-lebihan atau ada kalanya menghina Nabi saw. sendiri. Sebagai contoh “Dongeng Bumi”. Menurut dongeng tersebut, bumi itu berbentuk semacam benda pipih dikelilingi oleh Gunung Qol. Bumi mengambang di atas air, air terletak di atas batu karang yang besar dan cekung yang berada di atas tanduk sapi betina dan sapi betina berdiri di atas punggung ikan Nun, ikan Nun di atas titik hitam lalu pada titik hitam itulah berhenti segala makhluk.

Dongeng Israiliyat tentang Nabi Sulaiman: Nabi Sulaiman ingin menunjukkan kekayaan, lalu ia bermaksud menjamu seluruh ikan di samudra. Setelah makanan terkumpul, datanglah ikan Nun yang menghabiskan semua jamuan itu sehingga Nabi Sulaiman menginsafi dirinya.

Dongeng Israiliyat tentang Nabi Idris: Nabi Idris mendoakan malaikat penghela matahari dengan rantai besar yang tampak letih. Doa Nabi Idris dikabulkan oleh Allah, sehingga pekerjaan malaikar menjadi lebih ringan, malaikat berterima kasih kepada Nabi Idris lalu dibawanya meninjau surga, Nabi Idris masuk surga dan tidak mau kembali.

Bersumpah dengan Menjunjung Al-Qur’an

Semula orang-orang Yahudi bersumpah dengan menjunjung Taurat, lalu orang-orang Islam yang terpengaruh Nasrani mengikuti gerakan itu, yaitu bersumpah dengan menjunjung Al-Qur’an, dan akhirnya tersebar cara bersumpah ini. Dalam Islam, bersumpah dengan menjunjung Al-Qur’an tidak pernah dilakukan pada masa sahabat, tabi’in, atau tabi’ut tabi’in. Tidak ada dalil yang menyuruh bersumpah dengan menjunjung Al-Qur’an.

Mengadakan Ulang Tahun untuk Peristiwa yang Dianggap Penting

Dulu ada seorang Yahudi pernah datang kepada Umar bin Khattab, lalu berkata, “Wahai amirul mukminin, ada satu ayat dalam Al-Qur’an yang kalian biasa membacanya, jika sekiranya ayat itu turun kepada kami, bangsa Yahudi, niscaya kami jadikan hari turunnya itu bagian dari hari besar kami.” (HR Bukhari). Kini sebagian umat Islam merayakan segala sesuatu yang dianggap penting yang semuanya tidak ada contohnya dari Nabi saw. dan para sahabatnya, seperti 17 Agustus, Nuzulul Qur’an, Isra’ Mi’raj, perayaan satu Muharram, milad partai, dsb.

Sumber A.D El Marzdedeq, Parasit Akidah: Selintas Perkembangan dan Sisa-sisa Agama Kultur