Mehmet Ciplak, polisi Turki, masih belum bisa melupakan saat-saat mengangkat jasad Aylan Kurdy dari pantai Bodrum di Turki barat daya.
"Saya berlari secepatnya setelah melihat bocah terkapar di pantai," Ciplak memulai ceritanya kepada Dogan News Agency (DNA).
"Saya seolah melihat anak sendiri, dan berharap cepat mengangkatnya."
Ada beberapa polisi di pantai itu, yang juga sibuk mencari pengungsi selamat dan kepayahan. Ia sempat melihat seorang fotografer berlalu seraya menitikan air mata, dan wartawan lainnya mengambil gambar beberapa mayat yang berserakan.
"Ketika saya mendekat, saya berkata dalam hati; Ya Allah, semoga dia masih hidup," lanjut Ciplak.
"Namun, saya tidak melihat tanda-tanda kehidupan. Hati saya hancur," lanjutnya.
Ciplak punya anak usia enam tahun. Menurutnya, tidak ada kata yang bisa menggambarkan pemandangan mengiris nurani di pantai itu.
Menjawab pertanyaan apakah tahu foto dirinya saat membawa Aylan Kurdy menyebar ke seluruh dunia, Ciplak mengatakan; "Saya tidak tahu. Saya hanya melaksanakan tugas, dan tidak mencari popularitas."
Aylan Kurdy tewas bersama Galip dan Rehan Kurdy, kakak dan ibunda tercinta. Abdullah, sang ayah, selamat.
Aylan, Galip, dan Rehan, gagal mencapai tanah impian. Abdullah membawa jenasah ketiganya kembali ke Kobane untuk dimakamkan, dan berjanji untuk tidak jauh dari makam ketiganya sampai ajal menjemput.
DNA | INILAH